Lihat ke Halaman Asli

2 Periode Sebagai Presiden Indonesia, Seperti Apa Gaya Kepemimpinan Presiden Joko Widodo?

Diperbarui: 1 Januari 2023   20:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Gaya kepemimpinan dapat diartikan sebagai perilaku atau strategi, yang dihasilkan dari kombinasi filosofi, keterampilan, karakteristik, dan sikap, yang sering digunakan oleh seorang pemimpin ketika mencoba mempengaruhi kinerja bawahannya. 

Setiap pemimpin yang bertugas pasti memiliki ciri khasnya masing-masing, termasuk Presiden Joko Widodo lebih memilih turun langsung ke lapangan untuk berhadapan dengan rakyat, istilah ini lebih dikenal dengan istilah "blusukan". Kebiasaan itu sudah ia lakukan sejak menjabat Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta. Hal ini tentu membuat kita sebagai rakyat merasa tidak ada sekat antara presiden dan rakyat negeri ini. 

Dalam dua periode kepemimpinan Presiden Joko Widodo di Indonesia, Joko Widodo telah membuat kemajuan besar dalam beberapa aspek berkat kepemimpinannya. 

Kepemimpinan transformasional merupakan gaya kepemimpinan yang sangat dekat dengan hati Presiden Joko Widodo. Kepemimpinan ini adalah gaya kepemimpinan yang bekerja dengan cara memotivasi dan menginspirasi pengikut pemimpin (rakyat) untuk mencapai hasil yang luar biasa. 

Dalam gaya kepemimpinan ini, pemimpin sangat memperhatikan kebutuhan, perhatian, dan bahkan perkembangan pengikut individu, mengubah kesadaran pengikut akan masalah dengan menunjukkan masalah lama pengikut dengan cara baru. 

Berdasarkan 4 gaya kepemimpinan situasional Hersey dan Blanchard, Jokowi memenuhi keempatnya dalam setiap langkah kebijakan yang diambilnya, yaitu mengarahkan, melatih, mendukung, dan mendelegasikan. 

Gaya kepemimpinan Presiden Joko Widodo sangat berbeda dengan gaya kepemimpinan transaksional yang sering digunakan oleh presiden Indonesia sebelumnya. Kepemimpinan transaksional menggunakan penghargaan kontingen untuk memotivasi bawahan, dan pemimpin mengambil tindakan korektif hanya ketika bawahan gagal mencapai tujuan mereka.

 

penulis: Indah Sari Hasibuan (11970524667)

mahasiswa universitas islam negeri sultan syarif kasim Riau

prodi Administrasi Negara




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline