Pada libur semester tahun lalu, aku dan teman-temanku pergi ke Jogja untuk mengikuti acara di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) selama tiga hari. Sebenarnya kami juga berniat untuk berlibur di Jogja selama satu minggu. Banyak sekali kejadian lucu dan tak terlupakan yang kami alami. Mulai dari barang bawaan temanku yang tertinggal di kereta api, nyasar saat naik angkutan umum, tertipu oleh supir taksi, dan banyak lagi kesialan-kesialan lainnya, namun kalau diingat-ingat kejadian tersebut lucu dan tak akan terlupakan.
Saat kami sampai di Jogja dan baru saja turun dari kereta, ternyata si Adit temanku ini meninggalkan salah satu barang bawaannya di kereta dan saat mau mengambil barang itu keretanya sudah pergi meninggalkan kami. Akhirnya barang pun hilang, namun untung saja barang itu tidak terlalu penting. Kemudian kami melanjutkan perjalanan kami ke Universitas Negeri Yogyakarta dan saat kami naik angkutan umum, ternyata kampusnya terlewat karena kami asik mengobrol di angkutan umum itu, namun kami akhirnya berhasil sampai di Universitas itu dengan menempuh jalan yang lebih jauh. Di acara itu kami mendapatkan teman-teman baru dan tentunya ilmu yang bermanfaat buat kami.
Setelah mengikuti acara itu, Perjalanan kami yang sesungguhnya pun dimulai. Selamadi Jogja kami berusaha untuk berhemat dan mengeluarkan biaya sedikit mungkin, karena kami di sana benar-benar tanpa orang tua dan tanpa tempat tinggal yang pasti. Pada akhirnya kami memutuskan untuk menginap di rumah teman-teman yang kami kenal. Hari pertama, kedua, dan ketiga kami menginap di rumah Risma dan di sana kami diajak jalan-jalan sekeliling desa dan kami bermain di sungai yang airnya sangat jernih. Kami sangat antusias bermain di situ terutama aku karena aku baru pertama kalinya melihat air sungai yang sejernih itu. Malamnya kami makan di warung pinggir jalan yang hanya di terangi oleh lampu yang berwarna oranye, kalau di Jogja itu di sebutnya angkringan. Ternyata teman-teman sudah terbiasa dengan angkringan, namun berbeda halnya dengan ku, aku baru pertama kali makan di angkringan, tapi aku sok-sokan saja pernah makan di angkringan supaya teman-teman tidak mentertawaiku.
Tiga hari berjalan denagan cepat, kami merasa tidak enak dengan Risma karena sudah tiga hari menginap, maka kami putuskan untuk mencari tempat tinggal yang lain dan kami putuskan juga untuk memberikan oleh-oleh untuk Risma dan keluarganya. Aku mencari penginapan di sekitar Ambarukmo Plaza dan akhirnya aku menemukan penginapan yang yang lumayan terjangkau harganya. Kemudian kami putuskan untuk menginap di sana dua hari. Saat perjalanan kami ke sana kami naik taksi dan sialnya kami di tipu oleh supir taksi itu yang sebenarnya taksinya hanya empat puluh ribu rupiah menjadi delapan puluh ribu rupiah. Di situ beberapa dari kami ada yang berselisih mengenai itu, namun permasalahan bisa diatasi. Dua hari itu kami habiskan untuk bersenang-senang, kami pergi ke Tugu Jogja, Pantai Parangtritis, Malioboro, dan Candi Prambanan. Lucunya saat kami di Candi Prambanan kami bertemu dengan kakak kelas kami sebut saja kak Pinan dan saat kami di Malioboro kami juga bertemu dengan kakak kelas kami yang lainnya, mungkin pepatah yang mengatakan bahwa dunia ini selebar daun kelor itu ada benarnya juga.
Hari selanjutnya aku dan teman-teman menginap di rumah salah satu kerabat si Adit. Saat di sana, kami pergi jalan-jalan ke Pantai Indrayanti untuk melihat suasana matahari tenggelam, namun kami kurang beruntung. Saat aku dan teman-teman sampai di pantai ternyata langitnya mendung dan mau hujan maka matahari yang kami harapkan tidak kelihatan. Kami pun pulang dengan perasaan kecewa, namun itu semua terobati saat paman dari teman kami mengajak kami ke Bukit bintang jam dua malam. Saat sampai di sana dan mata masih berat untuk terbuka kami terkejut melihat seluruh kota Jogja terlihat seperti lautan bintang di langit dan bentuknya seperti bumerang. Saat menjelang pagi kami berencana melihat terbitnya matahari di Gunung Magir, namun sialnya lagi kami telat naik gunung, saat kami mencapai puncaknya matahari sudah berada di atas kami, namun kami juga sudah bisa melihat pemandangan yang bagus dari atas gunung dan awan-awan yang semakin lama mengilang karena terkena sinar matahari.
Sudah seminggu kami di Jogja dan waktunya kami untuk berpisah dan pulang ke rumah masing-masing. Pengalama ini sungguh luar biasa dan aku tidak akan melupakan semua kejadian-kejadian bodoh dan lucu dari perjalananku ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H