Lihat ke Halaman Asli

Analisis Cerita Si Jampang dan Robin Hood

Diperbarui: 17 Juni 2015   16:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Si Jampang

Dahulu kala, ada seorang pendekar dari Betawi yang sangat legendaris yaitu Si Jampang. Si Jampang terkenal tampan, pemberani, dan hebat dalam berkelahi. Dia sering merampok harta milik tuan-tuan tanah maupun orang-orang kaya yang serakah di daerah Grogol, Depok yang kemudian hasil rampokannya dibagikan kepada rakyat-rakyat miskin.

Si Jampang berasal dari keluarga yang sederhana dan biasa-biasa saja. Dulu Si Jampang dan istrinya hidup bahagia dan dikaruniai seorang anak laki-laki yang sering dipanggil Si Jampang Muda, namun kebahgiaan itu tidak berlangsung lama karena istri Jampang meninggal dunia. Sejak saat itu, Jampang hidup menduda dan merawat anaknya seorang diri. Beberapa waktu kemudian, Jampang mengirim putranya ke pondok pesantren agar putranya bisa tumbuh menjadi anak yang saleh dan berguna bagi masyarakat.

Sejak sang anak di pondok pesantren Jampang semakin kesepian dan psikologis Jampang mulai berubah. Terlebih lagi dia melihat kehidupan masyarakat di sekitarnya yang menderita akibat tekanan dari orang-orang kaya yang pelit. Mulai dari situ, muncul keinginan dari Jampang untuk membebaskan dan membantu rakyat Betawi.

Si Jampang kemudian merampok harta benda orang-orang kaya, para korban pun marah, namun rakyat senang karena mendapat bagian dari hasil rampokan itu. Sejak saat itu, kabar Si Jampang sebagai perampok tersebar luas dan sampai ke pondok pesantren. Akhirnya anaknya memutuskan untuk berhenti sekolah karena malu akan perbuatan ayahnya.

Si Jampang yang pada awalnya tak bisa menerima alasan anaknya karena meninggalkan pesantren, akhirnya mulai menyadari posisi anaknya. Ia pun berpikir untuk mencari istri baru supaya ada sosok ibu yang bisa menjaga putranya itu. Si Jampang langsung teringat pada seorang janda bernama Mayangsari yang mempunyai seorang anak bernama Abdih. Suatu hari Si Jampang memutuskan untuk menemui Mayangsari di rumahnya dan ingin mengutarakan niatnya untuk melamar janda muda itu. Sayangnya, lamaran Si Jampang  ditolak oleh Mayangsari karena pekerjaan Jampang yang dikenal sebagai perampok

Lamaran Jampang ditolak, Jampang pun mencari dukun untuk membantunya menaklukkan hati Mayangsari. Anak Mayangsari yang bernama Abdih sangat sedih melihat kondisi ibunya. Ia pun segera mencari keterangan mengenai dukun yang dapat menyembuhkan ibunya. Akhirnya, Abdih pun menemukan Pak Dul dari Kampung Gabus, dukun inilah yang membantu Si Jampang. Abdih memohon pada Pak Dul supaya ibunya dapat disembuhkan. Sang Dukun pun menyanggupi permintaan Abdih karena dia sendiri yang membuat guna-guna itu, maka ia pun dapat mencabutnya dengan mudah. Seketika itu juga, Mayangsari sembuh kemudian Abdih menemui si Jampang untuk membicarakan keingin Jampang mempersunting ibunya. Abdih menawarkan syarat kepadaJampang yaitu si Jampangharus menyerahkan sepasang kerbau sebagai mas kawinnya jika ingin mempersunting ibunya. Sebenarnya syarat itu sengaja dibuat oleh Abdi sebab ia tahu bahwa Si Jampang tidak akan mungkin memenuhi syarat itu.

Si Jampang kebingungan untuk memperoleh kerbau. Harga kerbau sangat mahal, sementara dia tidak mempunyai uang. Setelah berpikir sejanak, ia pun teringat pada Haji Saud, seorang kaya raya yang tinggal di daerah Tambuh. Akhirnya suatu malam, Si Jampang bersama Sarpin (teman si Jampang) menuju ke rumah Haji Saud dengan memakai topeng dan membawa golok.

Malam itu, keduanya berhasil mencuri sepasang kerbau milik Haji Saud dengan mudah. Namun, ketika mereka akan keluar pintu desa, puluhan anggota polisi telah mengepung. Mereka akhirnya dimasukkan ke dalam penjara dan Si Jampang sebagai dalang perampok dihukum mati. Kabar meninggalnya Si Jampang membuat orang-orang kaya merasa gembira. Namun, kematiannya juga membawa duka yang mendalam bagi rakyat kecil yang dibantu oleh Si Jampang. Bagi rakyat Betawi, Si Jampang adalah sosok pahlawan yang murah hati.

Robin Hood

Zaman dahulu, tinggal seorang anak laki-laki yang bernama Robin hood. Robin Hood adalah seorang yang gagah berani dan pandai dalam memanah. Ia adalah seorang putra dari keluarga kerajaan. Setelah ibunya meninggal, bapaknya mencintai perempuan lain. Ia tidak menyukai itu. Ia memutuskan untuk meninggalkan rumah nya. Ia tinggal di suatu hutan jauh dari peradaban. Setelah beberapa tahun, ia kembali dan menemukan bahwa bapaknya telah dibunuh dan pemimpin Nottingham yang baru adalah seorang Sherif. Tidak hanya fakta ini yang membuat Robin terkejut, tetapi juga semua masyarakat menderita dari kejahatan yang diperintah Sherif. Sherif sangat tamak, dan masyarakat jelata menderita karena kerakusannya.

Robin Hood membantu masyarakat dengan uang dari kekayaan Nottingham. Dia merampok dan hasil rampokannya dibagikan kepada masyarakat miskin. Suatu hari, ketika Robin Hood melakukan tindakannya, ia ditangkap oleh Sherif. Sherif memenjarakan Robin Hood, namun Robin hood bisa lepas. Dari hari ke hari, Robin Hood mengetahui bahwa orang yang telah membunuh bapaknya adalah Sherif, Ia sangat marah. Ia ingin membunuh Sherif kemudian Robin Hood membuat suatu rencana. Di dalam kemarahan besarnya, ia menggunakan panahnya untuk membunuh Sherif. Setelah membunuh Sherif, Robin Hood kembali untuk membantu yang lainnya. Ia melakukan hal yang sama seperti apa yang ia lakukan sebelumnya, mengambil harta  dan kemudian mengembalikan kepada masyarakat miskin, itu adalah caranya membantu masyarakat.

Analisis Cerita

Dari cerita di atas Si Jampang dan Robin Hoodterdapat beberapa kesamaan. Kesamaan yang pertama, sama-sama menggunakan nama tokoh utama sebagai judul cerita yaitu “Si Jampang” dan “Robin Hood”. Kedua, sang tokoh sama-sama membela dan membantu rakyat-rakyat miskin yang menderita dengan cara merampok harta orang-orang kaya kemudian hasil rampokannya diberikan kepada rakyat-rakyat miskin. Dalam cerita Si Jampang, Jampang merakampok harta orang-orang kaya dan para tuan tanah yang tamak, kemudian hasil rampokannya diberikan kepada rakyat miskin sedangkan dalam cerita Robin Hood, Robin Hood juga merampok harta para pejabat dan kemudian hartanya diberikan kepada rakyat miskin. Ketiga, sang tokoh digambarkan gagah berani dan memiliki kepandaian dalam bela diri. Dalam cerita Si Jampang, Jampang adalah sosok yang gagah, pemberani dan pandai dalam silat (bela diri Betawi) sedangkan dalam cerita Robin Hood, Robin Hood adalah sosok yang gagah berani dan pandai dalam memanah. Keempat, kedua cerita sama-sama memiliki tokoh yang dianggap sebagai pahlawan oleh rakyat. Jampang dan Robin Hood sama-sama dianggap pahlawan oleh rakyat miskin.

Selain persamaa-persamaan di atas ada juga beberapa perbedaan. Perbedaan yang pertama adalah daerah asal cerita, Si Jampang adalah cerita yang berasal dari Depok, Indonesia sedangkan Robin Hood berasal dari Nottingham, Inggris. Kedua, asal usul sang tokoh. Dalam cerita Si Jampang, Jampang berasal dari keluarga biasa-biasa saja sedangkan dalam cerita Robin Hood, Robin Hood berasal dari keluarga kerajaan. Ketiga, akhir cerita. Dalam cerita Si Jampang, Jampang berakhir mati di tangan polisi sedangkan dalam cerita Robin Hood, Robin Hood berhasil mengalahkan dan membunuh Sherif dengan panahnya.

Pesan moral yang dapat diambil dari cerita Si Jampang adalah berbuat baik terhadap sesama adalah hal yang baik, namun apabila kebaikan itu dilakukan dengan cara yang buruk, maka kebaikan itu sendiri akan memperoleh dampak yang buruk pula. Sedangkan pesan moral yang dapat diambil dalam cerita Robin Hood adalah  kepedulia atas sesama, merupakan suatu kewajiban yang harusnya dimiliki oleh setiap manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline