Lihat ke Halaman Asli

Indah NurHafifah

Mahasiswi IAIN JEMBER

Pendidikan Filsafat Eksistensialisme dan Tokoh-tokoh Pemikirannya

Diperbarui: 2 Mei 2020   10:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Assalamu'alaikum wr wb

Eksistensialisme merupakan paham filsafat yang berpusat pada manusia. Seorang yang eksistensialis sadar bahwa kebenaran itu bersifat relatif, oleh karena itu masing-masing individu bebas menentukan sesuatu yang dianggapnya benar. Dan paham ini menyadari bahwa manusia semakin terkecoh dengan alam dan lingkungan sekitar yang sekarang ini serba instan atau serba teknologi yang membuat mereka kehilangan akan hakikat hidupnya sebagai manusia yang bereksistensi. Pendidikan filsafat ini sangat penting dijadikan sebagai pijakan dalam proses belajar mengajar di dalam kelas karena paham ini memiliki kebebasan, yang mana untuk menjadikan manusia menjadi dirinya sendiri serta menunjukkan keberadaan orang lain. 

Tokoh-tokoh pemikiran filsafat pendidikan eksisteaialisme

Jean paul sartre, yang beranggapan bahwa manusia itu tidak hanya ada, melainkan adanya harus benar-benar dibentuk karena seorang manusia bukan hanya sebagai subjek melainkan juga sebagai objek. 

Martin buber, mengatakan bahwa kegiatan belajar mengajar yakni lebih tepatnya berupa dialog (percakapan) yang mana saling menjadi subjek. 

Martin heidegger, mengatakan bahwa manusia sadar dengan tempatnya, artinya keberadaan manusia diantara keberadaan yang lainnya

Soren kierkegaard, mengatakan bahwa kebenaran itu tidak berada pada suatu sistem yang umum, akan tetapi konkret. 

Gabriel marcel, baginya subjek manusia tidak dapat berada dalam dunia teknologi, atau bahkan digantikan oleh suatu objek manusia. 

Karl jasper, menganggap bahwa eksistensialisme ini memiliki tujuan yakni mengembalikan manusia pada dirinya sendiri dengan pemikirang yang objektif, sehingga manusia akan sadar dengan sendirinya. 

Paul tillich, yang lebih kepada keberadaan manusia. Yakni terkadang manusia merasa cemas dengan ketidak beradaan itu. Sehingga orang takut dengan ketidak beradaan mereka sendiri yakni kematian. Beliau beranggapan bahwa ke fanaan itu ada, akan tetapi tidak dapat dipertahankan. 

Wassalamu'alaikum wr wb

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline