Lihat ke Halaman Asli

Indah Novita Dewi

TERVERIFIKASI

Hobi menulis dan membaca.

Mengelola Rasa Sakit Hati, Ingat-Ingat Kebaikannya

Diperbarui: 5 Januari 2025   22:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengelola rasa sakit hati, agar tidak menjadi duri dalam daging (Dokpri)

Hidup sebagai makhluk sosial, berdampingan dengan orang dari berbagai latar belakang, pasti pernah sekali-sekali clash atau berbeda pandangan. Jangankan dengan teman. Dengan pasangan, orang tua, saudara, pasti juga pernah berselisih. Dan kalau berselisih, pasti konsekuensinya adalah salah satunya sakit hati.

Sakit hati kalau pada orang asing sih, bodo amat. Sekali ketemu, setelah itu ngilang. Tapi kalau sama orang dekat?

Sama teman kantor yang sehari-hari masih ketemu. Tentu nggak enak kan, kalau ada rasa sakit hati?

Sama pasangan apa lagi. Sebal kan kalau kita sakit hati tapi ketemunya lo lagi, lo lagi. Mau nggak mau, pasti harus bicara. 

Itulah mengapa, kita perlu mengelola rasa sakit hati tersebut. Salah satunya dengan mengingat-ingat kebaikan orang itu.

Misal suatu saat kita sakit hati karena teman kita marah-marah, padahal kita nggak merasa salah. Gondok kan, rasanya? Kalau balik marah, mungkin perang mulut unfaedah yang terjadi.

Jadi ada baiknya kita tarik napas panjang. Mengosongkan pikiran lalu berusaha sabar.

Ketika kita sudah tenang, terapkan dalam hati bahwa teman kita itu sudah banyak berjasa buat kita.

Ingat-ingatlah kebaikannya. Apakah kebaikannya itu layak untuk dilupakan hanya karena kita sakit hati?

Demikian juga jika pasangan membuat kita sakit hati atau kesal. Pasti kalau kita ingat-ingat sejarah pernikahan, ada momen-momen dia sangat baik pada kita. Sabarkan hati karena dia tetap yang terbaik untuk kita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline