Saat orang meninggal, urusannya dengan dunia telah terputus. Bahkan utang-utangnya tak bisa ia bayar. Utang ini nanti akan menjadi rintangan di akhirat.
Maka ahli waris hendaknya menanyakan pada teman-teman almarhum apakah ada utang yang belum dibayar. Kalau ada, sudah menjadi kewajiban ahli waris atau keturunan almarhum untuk melunasi supaya jiwa almarhum tenang.
Tapi saya tidak akan membahas soal utang melainkan adab orang yang masih hidup pada orang yang sudah tiada. Karena urusan dunia si orang mati telah terputus, ada baiknya orang hidup tidak membebani orang mati dengan urusan-urusan duniawi.
Utang, silakan ditagih pada ahli warisnya, tanpa harus menjelekkan almarhum. Tagih saja baik-baik.
Urusan lain-lain, dendam kesumat, kebencian, sebaiknya dibuang jauh-jauh. Sudahlah. Dia sudah meninggal. Apakah kau mau jika kelak meninggal, masih ada orang hidup yang menghujatmu?
Maka berbaiklah pada orang meninggal. Jika tak bisa mendoakan, maka jangan mencaci. Mungkin engkau sendiri tak lebih baik darinya. Bahkan mungkin lebih buruk, karena engkau belum mengetahui bagaimana kau akan mati kelak.
Masih hangat berita meninggalnya bintang film ternama, Marissa Haque. Kebetulan saya membaca beberapa beritanya.
Karena meninggalnya demikian indah - meninggal dalam tidur - tanpa sakit, maka banyak komentar yang mengungkapkan betapa iri pada cara mati yang demikian. Banyak juga yang mendoakan Mbak Icha.
Namun kaget juga saya membaca ada juga hate comments - hei, ini orang sudah wafat loh...kok masih kamu benci juga?
Mungkin memang ada yang nggak suka, karena ada masa-masa di mana Marissa yang dulu aktif berpolitik, berteriak vokal pada sesuatu yang ia anggap tak benar. Tapi cukuplah seandainya berseberangan, dikecam saat ia masih hidup.
Ini...di sebuah berita kematian, dan di antara komen positif, nyempil juga komen-komen semacam: