Lihat ke Halaman Asli

Indah Novita Dewi

TERVERIFIKASI

Hobi menulis dan membaca.

Analisis Perbedaan dan Persamaan antara Novel Perdana dan Novel Pamungkas Karya S Mara Gd

Diperbarui: 20 Juli 2024   17:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karya perdana vs karya pamungkas S. Mara Gd (Sumber: dokpri)

Novel adalah sebuah karya literasi fiksi yang berisi tentang kisah kehidupan seseorang atau beberapa orang dalam menyelesaikan beberapa permasalahan kehidupannya. Membaca novel, selain membaca kisah hidup tokoh-tokoh fiksi dalam cerita, sebenarnya kita juga membaca jalan pikiran si penulis. Bagaimana pendapatnya mengenai suatu masalah, bagaimana latar belakangnya, apa yang ia sukai dan tidak sukai.

Biasanya, jalan pikiran penulis ini baru dapat 'dibaca' setelah kita membaca beberapa karyanya. Karena saya percaya ada benang merah yang menghubungkan karya-karya novel yang dihasilkan oleh seorang penulis. Benang merah ini kadang tak terlihat, kadang samar, kadang jelas, tergantung kejelian seorang pembaca/peneliti dalam menganalisis karya-karya seorang penulis.

Kali ini saya akan mencoba menganalisis karya-karya penulis S. Mara Gd hanya berdasarkan dua novel karya beliau yaitu Misteri Dian yang Padam (karya perdana) dan Misteri Terakhir (karya terakhir). Analisis akan difokuskan pada perbedaan dan persamaan kedua karya tersebut.

Perbedaan


1. Ketebalan halaman

Novel Misteri Dian yang Padam memiliki tebal  248 halaman, sedangkan novel Misteri Terakhir total 1.345 halaman yang terdiri dari 447 halaman untuk buku kesatu; 475 halaman untuk buku kedua; dan 423 halaman untuk buku ketiga.

Ketebalan yang mencengangkan dari novel terakhir S. Mara Gd ini dapat dipahami karena penulis ingin memberikan persembahan terbaik sebelum pamit dari para pembacanya. Penulis juga ingin memberikan karya yang bernilai dengan memasukkan nilai-nilai kehidupan yang ia imani.

Sedangkan pada karya perdana, S. Mara Gd lebih fokus pada jalan cerita, sehingga novel rampung di halaman 248.


2. Latar belakang tokoh detektif

Pada novel perdana, latar belakang tokoh detektifnya masih samar-samar. Keluarga Kapten Kosasih tidak terlalu banyak dituliskan bahkan hanya sekilas saja disebut. Justru Gozali disebutkan bahwa ia adalah ex napi, walaupun tidak ada kisah detail bagaimana kemudian ia dapat berpasangan dengan Kapten Kosasih dalam memecahkan berbagai misteri. Tidak ada pula disebut-sebut bahwa Gozali menjalin hubungan dengan anak Kosasih.

Pada novel pamungkas, semua keluarga Kosasih digambarkan dengan detail lengkap dengan karakter mereka. Bahkan dari keempat anaknya, tiga memiliki peran yang diceritakan di dalam novel. Hubungan Gozali dan Dessy digambarkan sudah sampai pada tingkat serius, walaupun Gozali sebenarnya masih sering rendah diri, berbeda dengan saat ia menangani kasus pembunuhan di mana tingkat kepercayaan dirinya setinggi langit.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline