Lihat ke Halaman Asli

Indah Novita Dewi

TERVERIFIKASI

Hobi menulis dan membaca.

Kematian yang Sangat Dekat

Diperbarui: 14 Juli 2024   23:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Kematian yang Sangat Dekat (Sumber: pexels/pixabay)

Ahad, 7 Juli 2024, saya ikut suami ke Takalar dalam rangka arisan sepupu. Kali ini arisan diadakan di sebuah rumah makan terapung, di tepi laut, tepatnya rumah makan Daeng Naba. Dalam perjalanan menuju TKP seperti biasa tepi jalan penuh baliho calon pemimpin daerah yang hendak bertarung maju di pilkada. 

Sesosok wajah yang tak asing ada di salah satu baliho. Kebetulan, beberapa hari sebelumnya saya lewat Takalar dan sudah melihat sosok tersebut di baliho.

"Pa, salah satu calon pemimpin daerah itu dokter Helmiyadi. Dia dokter ortopedi yang terkenal di Sulbar. Suka bikin konten lucu dan konten kesehatan di instagram," ucap saya sambil menunjuk baliho dokter Helmi. Suami saya yang tidak update konten ig, hanya mengangguk.  

Jumat, 12 Juli 2024, sahabat saya di Bali chat dan di sela-sela chatnya, dia membawa kabar tentang dokter Helmi. Dia bilang dokter Helmi meninggal mendadak setelah menolong beberapa pasiennya dalam operasi. Meninggal karena kecapaian di usia 41 tahun.

Rasanya saya langsung merinding karena baru-baru mengobrolkannya dengan suami. Ternyata dokter Helmi berpulang Rabu, 10 Juli 2024. Innalillahi wa innailaihi rajiuun. 

Saya ke instagram beliau dan melihat konten terakhir yang beliau buat, konten lucu tentang pose fotomodel yang beliau tirukan. Pada kolom komen saya baca komennya sudah bercampur dengan komen ucapan belasungkawa.

Tak lama setelah kabar meninggalnya dokter Helmi, saya membaca berita online bahwa seorang ustadz wafat. Beberapa hari sebelum wafat saat memberikan kajian, ada salah seorang hadirin yang bertanya kepada siapa mereka berguru jika beliau tiada. Pertanyaan itu dijawab oleh sang ustadz sebagai hal yang ghuluw atau berlebih-lebihan. Umat Islam tidak boleh hanya belajar pada satu guru/ustadz. Tidak boleh menganggap hal yang disampaikan gurunya adalah kebenaran mutlak. 

Berguru pada beberapa ustadz lebih utama, karena jika hanya pada satu guru, manusia itu tetap bisa salah - tak terkecuali guru. Beliau yang sangat bijak adalah ustadz Yazid Jawas, pembina dan pengisi radio Rodja. Ustadz Yazid wafat Kamis, 11 Juli 2024, karena penyakit kanker di usia 61 tahun.

Kematian tak hanya merenggut jiwa yang telah lama berada di dunia. Sebuah berita di grup WA, Jumat, 12 Juli 2024,  memberitakan 2 remaja putri tenggelam lalu ditemukan meninggal Sabtu. Salah satunya gadis usia 18 tahun, putri seorang teman di UPT Kementerian LHK.

Jumat, 12 Juli 2024, saya mendengar kabar sepupu yang tinggal di Manado terkena serangan stroke berat saat olah raga. Hari ini, Ahad 14 Juli 2024, beliau wafat di usia 50 tahun. Kakak perempuannya membuat panggilan video call pada suami saya tadi pagi, dan diperlihatkannya mayat sang adik yang bibirnya tersenyum. Merinding saya melihatnya.

Tak hanya manusia yang wafatnya memberikan kesedihan. Hewan peliharaan pun juga bisa menyebabkan luka yang sama. Hari ini, Ahad, 14 Juli 2024, Gaga kucing kami mengembuskan napas terakhirnya setelah beberapa waktu sakit. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline