Lihat ke Halaman Asli

Indah Novita Dewi

TERVERIFIKASI

Hobi menulis dan membaca.

Hujan Bulan Juni Mengingatkanku pada "Hujan Bulan Juni"

Diperbarui: 2 Juni 2024   06:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hujan bulan Juni (Sumber: pexels/Johannes Plenio)

Dua hari awal bulan juni, hujan turun dalam durasi yang tak sebentar. Terasa agak lain di hatiku, yang kemarin-kemarin sudah siap dengan info masa kering panjang yang katanya bakal terjadi tahun ini.

Apakah, hujan ini semacam ucapan selamat berpisah karena merupakan hujan yang penghabisan?

Lalu aku ingat bapak SDD yang dari tangannya tercipta puisi nan indah Hujan Bulan Juni.

Sebuah jurnal yang dikutip Kompas.com menganalisis puisi tersebut menggambarkan sebuah penantian seseorang yang disertai kekuatan doa, sabar, dan ikhlas.  

Ketulusan perasaan yang dimiliki akhirnya  berbuah manis,  dan ia mendapatkan seseorang yang dinantinya.

Sedangkan aku lebih merasa bahwa Hujan Bulan Juni ini adalah tentang cinta yang terpendam. Cinta yang tak terucapkan. Entahlah ia nanti akan bertemu, atau akan gentar, namun ia memang jenis cinta yang suci, tulus dan lembut.  

Menurutku, cinta itu harus diucapkan. Entah nantinya akan ditolak atau diterima, tapi sudah tidak ada ganjalan dalam hati. Artinya cerita sudah selesai dan bisa menjalin cinta yang baru setelah masa-masa patah hati sudah dirampungkan tuntas tak bersisa.

Sebab endapan rasa, yang masih tersimpan di sudut hati, suatu saat akan menjadi masalah pada cinta yang berikutnya.

Demikian puisi Hujan Bulan Juni karya SDD (Sapardi Djoko Damono):

Tak ada yang lebih tabah

dari hujan bulan Juni

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline