Lebaran sebentar lagi. Apa yang harus disiapkan? Baju baru, amplop angpao dan isinya, kue lebaran, mukena bersih, destinasi kunjungan ... eit, jangan lupa yang paling penting: rumah yang rapi dan bersih.
Siapa yang tiap jelang lebaran menyempatkan diri secara extra membersihkan rumah? Saya ... bukan termasuk golongan tersebut, hehe. Saya tetap membersihkan rumah, tapi bukan yang over heboh gimana gitu ya. Cukup rumah - terutama ruang tamunya terlihat bersih sehingga layak jika ada tamu berkunjung. Masalahnya jarang ada tamu saat lebaran, haha.
Lebaran hari pertama, biasanya kalau nggak mudik ke Malang, maka suami akan mengajak ke rumah kakak di kota. Mertua sudah tiada dua-duanya, jadi sekarang rumah kakak yang menjadi destinasi kunjungan lebaran. Itu bisa memakan waktu sehari penuh. Jadinya rumah kosong seharian.
Hari kedua, biasanya kami ajak anak-anak jalan-jalan, otomatis rumah tetap kosong jadi tamu juga tidak bisa berkunjung.
Biasanya pada hari ketiga atau keempat baru beberapa teman akan datang ke rumah. Tidak banyak, hanya satu dua saja. Kadang juga saya yang mengajak suami keliling ke rumah teman-teman senior. Saya dan suami bekerja di kantor yang sama, jadi teman dia ya teman saya juga.
Kalau di rumah orang tua saya di Malang, lain lagi ceritanya. Lumayan heboh persiapannya. Biasanya lebaran hari pertama, mama saya masak banyak dan macam-macam menu. Sejak berhenti memasak karena sudah sepuh, tradisi memasak mama dilanjutkan oleh anak-anaknya. Kakak dan suaminya yang tinggal di rumah, akan memasak 2 atau 3 hidangan utama berikut nasi dan lontong/ketupat; dan kakak yang tinggal di lain rumah akan menyumbang makanan lainnya.
Untuk kebutuhan makan-makan tersebut, H-2 biasanya dilakukan kegiatan bersih-bersih. Meja panjang disiapkan dan diberi taplak bersih. Wadah-wadah, piring, gelas, sendok dan garpu, semua disiapkan dan dibersihkan. Biasanya yang datang berkumpul hanya keluarga inti saja yaitu kedua orang tua saya, anak-anak dan cucu-cucunya. Kalaupun ada orang lain yang datang pas di hari H, tentu saja dapat rezeki ikut dipersilakan makan.
Kalau mau flash back lebih jauh lagi di tahun 80-an, rumah saya tak pernah sepi saat lebaran. Selalu heboh banyak tamu. Itu karena papa saya komandan prajurit sehingga banyak anak buahnya yang datang berkunjung. Banyak kue dan makanan buatan mama saya yang dihidangkan, karena mama saya memang pintar memasak dan bikin kue. Serta ada minuman soda berkrat-krat dan minuman rasa jeruk versi jadoel. Walau ingatan saya tidak merekamnya dengan baik, tapi masih saya ingat kegembiraan hari raya di rumah yang bersih, ramai dan banyak kue.
Selamat jelang lebaran, selamat memulai bersih-bersih rumah. Semoga di idul fitri nanti selain rumah bersih, hati kita juga bersih dan suci karena telah disirami oleh ibadah Ramadan selama satu bulan, aamiin...yra.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H