Lihat ke Halaman Asli

Indah Novita Dewi

TERVERIFIKASI

Hobi menulis dan membaca.

SDD, Pluviophile, dan Hujan Bulan Juni

Diperbarui: 26 Juni 2023   20:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sapardi Djoko Damono, seorang pluviophile? (Sumber: instagram @damonosapardi)

Beberapa hari lalu saya membaca sebuah artikel di K bercerita tentang hujan. Penulis menyampaikan bahwa ada orang-orang yang suka hujan dan mereka ini memiliki sebutan tersendiri yaitu pluviophile.

Pluviophile adalah orang yang menyukai hujan dan musim hujan. Pluviophile adalah kombinasi dari dua kata dari bahasa latin yaitu pluvia dan phile. Pluvia artinya hujan, sedangkan phile adalah kata slang yang berarti pecinta/lover. Seorang pluviophile menemukan kesenangan dan kedamaian batin selama musim hujan.  Mereka sangat antusias pada pemandangan, suara, maupun efek dari tetesan air hujan.

Hmmm, apa kabar saya ya, yang memandang hujan adalah salah satu gejala alam yang menyebabkan jalanan becek dan kadang banjir. Tapi saya mengakui bahwa kadang hujan turun membawa efek psikologis, misalnya pas saat kita sedih...hujan turun, maka kita akan terbawa perasaan melow. Betul, tidak?

Kembali ke judul, tulisan salah satu kompasianers tentang pluviophile yang pernah saya baca itu mengingatkan saya pada SDD alias Sapardi Djoko Damono (alm). Ada yang belum kenal siapa beliau?

Beliau adalah salah satu maestro puisi Indonesia. Dua puisi beliau yang terkenal berjudul "Aku Ingin" dan "Hujan Bulan Juni". Puisi Hujan Bulan Juni, diciptakan beliau saat beliau pindah ke daerah pinggiran kota Surakarta. Beliau sedang menyaksikan dan mendengarkan hujan yang turun di Bulan Juni.

Menurut SDD, hujan menjadi berarti jika ia turun pada saat bukan musimnya. Bulan Juni sendiri sebenarnya telah habis musim hujan, namun sesekali hujan masih datang. Hujan yang datang di Bulan Juni tersebut memberi makna tersendiri.

Ia resap ke dalam tanah yang merekah memberikan aroma petrikhor yang khas. Bunyi jatuhnya hujan di atap dan dedaunan, percikan di tanah, dan aroma yang menguar, menjadi sebuah harmoni yang indah, lalu SDD menuliskan:

Hujan Bulan Juni

Tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan Juni, dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu

Tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan Juni, dihapusnya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itu

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline