Lihat ke Halaman Asli

Indah Novita Dewi

TERVERIFIKASI

Hobi menulis dan membaca.

Summer Strike, Langkah Berani Seorang Perempuan untuk Meraih Bahagia

Diperbarui: 8 Maret 2023   22:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Summer Strike (Sumber: ig @summerstrike_gtv)

Beberapa hari lalu saya menamatkan drama korea bertajuk "Summer Strike". Drama ini berkisah tentang langkah berani seorang perempuan muda untuk meraih bahagia dalam hidupnya. Lee Yeo Reum, nama perempuan muda tersebut. Dramanya bagus oleh sebab itu saya akan mereviewnya di sini namun, sekadar info, review ini mengandung spoiler.

Yeo Reum bekerja di sebuah perusahaan penerbitan, namun idenya sering dibajak bosnya dan seorang rekan kerjanya yang culas. Karena diam dan selalu menurut, Yeo Reum sering diremehkan. Saat curhat pada sang pacar, Yeo Reum malah akhirnya diputuskan.

Tidak hanya sedih karena diputus, Yeo Reum mengalami kesedihan lain karena ibunya meninggal mendadak. Kakak laki-laki satu-satunya bukannya mengasihani Yeo Reum tapi malah ribut meminta cincin mendiang ibunya.

Yeo Reum muak. Pada suatu pagi yang monoton dalam perjalanan dengan kereta ke tempat kerjanya, terjadi insiden hingga Yeo Reum harus keluar dari kereta dan tertinggal di stasiun yang masih jauh dari tempat kerjanya. Saat itu tiba-tiba dorongan besar dalam hatinya menyuruhnya untuk tidak usah masuk kantor.

Yeo Reum mogok kerja selama dua hari, lalu datang ke kantor untuk resign sekaligus memberi kenang-kenangan tak terlupakan pada dua orang yang paling menjengkelkan yang suka membullynya di kantor. Bosnya dan salah satu rekan perempuannya.

Yeo Reum mengemas barang-barangnya menjadi satu ransel besar, lalu pergi ke sebuah desa bernama Angok. Di sana ia puas bermain di pantai, lalu menyusuri desa dan menemukan sebuah perpustakaan yang sepi dan menyenangkan. Saat itu ia bertanya dengan petugas perpustakaan, di mana tempat agen property. Yeo Reum bermaksud tinggal di desa tersebut selama setahun dengan mengirit dari uang tabungannya, dan tidak bekerja melainkan bersenang-senang dan membaca sepanjang hari. Demikian skenario sederhana di kepala Yeo Reum.

Ternyata skenario sederhana itu menjadi tidak sederhana lagi ketika Yeo Reum akhirnya tinggal menyewa sebuah gedung bekas tempat biliar. Belakangan ia tahu bahwa dulu pemilik gedung itu meninggal di gedung tersebut. Anak perempuan yang dibunuh, adiknya yang menjadi saksi, bapak yang dituduh membunuh, dan ibu yang bunuh diri karena terlalu kalut. Tragis, kan? Dan si adik yang menjadi saksi pembunuhan itu adalah mas-mas petugas perpustakaan yang punya senyum malu-malu kepada Yeo Reum.

Kasus pembunuhan di masa lalu itu terbuka lagi, apalagi ada orang yang mencoret-coret tembok rumah Yeo Reum dengan kata-kata pengusiran. Lalu ada korban lagi yang terbunuh di rumah Yeo Reum. Pertama yang dikira sebagai pelaku pembunuhan adalah seorang anak pengidap autism yang tinggal di sebelah rumah Yeo Reum, namun kemudian berbagai bukti yang ditemukan Yeo Reum menunjukkan bahwa bukan dia pembunuhnya. 

Berkat kerjasama Yeo Reum dan mas perpus manis, mereka berdua berhasil membekuk si pelaku pembunuhan. Kejadian tragis di masa lalu keluarga mas perpus juga terungkap. Bersama dengan itu, trauma mas perpus yang dulu menemukan kakaknya terbunuh dan ibunya bunuh diri, pelan-pelan sembuh.

Angok, di pagi hari dan Yeo Reum yang sedang mengabadikannya (Sumber: ig @summerstrike_gtv)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline