Lihat ke Halaman Asli

Indah Novita Dewi

TERVERIFIKASI

Hobi menulis dan membaca.

Hari-Hari yang (tak) Berarti

Diperbarui: 22 Maret 2023   04:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari berlalu dengan cepat (Foto: Dokpri: Indah)

Dimulai dari Ahad, turun ke Senin, menggelinding ke Selasa, lanjut ke Rabu, pindah ke Kamis, ganti ke Jumat, berujung ke Sabtu, kembali ke Ahad.

Demikian hari-hari silih berganti dijalani dengan mengalir seperti air. Kadang dengan kecepatan air bah, kadang bagai air sungai di musim kemarau.

Namun hari-hari berjalan kian cepat. Perasaan kemarin baru Ahad, sudah Ahad lagi. Perasaan kemarin baru merayakan gempita tahun baru, sekarang Januari sudah tinggal kisah usang. Perasaan baru kemarin anakku merangkak, kini ia sudah tumbuh besar dan tegap.

Mengapa hari-hari seakan berlari. Seolah mengejar sebuah ujung. Mengapa aku tak dapat meraih arti dari berlalunya hari. Apakah karena terlalu sibuk mengejar dunia dan melupakan akhirat?

Aku tak akan hidup kekal di dunia, akhirat adalah tempat selama-lamanya. Hari-hariku terlalu sibuk dengan dunia, padahal aku akan meninggalkannya, bukankah salah caraku menjalani hari?

Baiklah mungkin harus kuperbaiki hingga hari tidak lari begitu saja. Setiap hari harus kutabung bekal akhirat jika aku mau selamat. Dari Ahad ke Ahad harus dikuatkan tekad. Dari Ahad ke Ahad, semoga Allah memberikan berkat.**

Makassar, 7 Februari 2023




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline