Beberapa tahun lampau di masa remaja saya, kata narsis itu mungkin belum ada. Kalaupun ada, barangkali jarang ada yang menggunakan. Narsis mungkin sudah ada sejak dulu, tapi ... rasa-rasanya kondisi kehidupan tahun 80 - 90an itu tidak ada yang mendukung dan memfasilitasi buat narsis.
Mungkin fasilitas narsis itu hanya cermin saja. Barang siapa di masa muda suka singgah ke ruang UKS hanya untuk becermin, itu sudah masuk kategori narsis, barangkali, ya? Mau foto-fotoan ala anak muda zaman sekarang - selfie selfie yang menjadi penanda kenarsisan - jelas nggak bisa. Kan, zaman dahulu itu kalau mau foto, pertama harus punya kamera dulu.
Kamera juga tidak setiap keluarga memilikinya. Jika memiliki pun, kamera bukanlah barang sederhana yang biasa dibawa-bawa ke sekolah. Kamera paling-paling hanya dibawa jika rekreasi keluarga. Kalau di sekolah, hanya pas ada event-event tertentu dan hanya fotografer a.k.a guru yang rada-rada piawai mengoperasikan kameralah yang pegang kamera.
Kalau pingin punya foto agak layak pamer sedikit, tentulah kita pergi ke studio foto untuk bergaya. Nah, ini juga satu penanda kenarsisan, ya.
Saya ingat di masa SMA pernah diantar teman untuk foto close up di studio foto. Masih pakai seragam sekolah. Entah dulu kepikiran apa. Lalu pas kuliah juga sempat bertiga dengan sahabat, foto di sebuah studio yang terkenal di kalangan anak muda kota Malang pada zamannya. Bikin foto close up satu-satu, lalu ada yang bertiga juga. Foto yang sendirian sengaja saya perbesar dan saya minta dipigura sama mama saya sebelum dulu saya pergi merantau ke Makassar. Biar untuk dipandang-pandang keluarga jika rindu. Bukan buat nakut-nakutin tikus, ya ... hehehe. Rada narsis juga, ya.
Sekarang mau narsis, malu. Kalau selfie sih sering, hanya jarang diunggah ke media sosial. Jadi termasuk narsis terselubung, hahaha. Narsis jika diartikan mencintai diri sendiri, itu justru bagus lho, asal tidak berlebihan. Karena jika engkau mencintai dirimu, maka barulah engkau bisa mencintai orang lain.
Mencintai diri sendiri juga berarti menghargai dan mensyukuri apa yang telah diberikan oleh Allah SWT untuk kita. Wajah yang sering kita pandangi di cermin ini, sudah diciptakan dengan sebaik-baiknya oleh Allah SWT dan wajib disayangi, dirawat, dipelihara dengan baik. Jadi segala macam skincare yang digandrungi para emak dan gadis remaja itu jangan dianggap hanya buang-buang uang saja, ya. Itu termasuk sarana untuk memelihara ciptaan Allah dengan sebaik-baiknya.
Kembali ke kata narsis sendiri kalau menurut KBBI, ternyata artinya adalah tumbuhan berbunga putih, krem, atau kuning yang terdapat di daerah subtropis. Memang kata narsis sebenarnya kan kita pendekkan dari narsistik atau narsisme.
Narsistik menurut KBBI adalah kepedulian yang berlebihan pada diri sendiri yang ditandai dengan adanya sikap arogan, percaya diri, dan egois. Sedangkan narsisme adalah mencintai diri sendiri secara berlebihan, bahkan ada kecenderungan keinginan seksual terhadap diri sendiri. Hiy, ngeri juga, ya.