Jangan bilang sudah pernah injak tanah Sulawesi Selatan, kalau belum makan barongko. Barongko adalah kue tradisional Sulawesi Selatan, tepatnya kuenya orang Bugis Makassar yang sudah terkenal kelezatannya.
Barongko terbuat dari pisang, khususnya pisang kepok yang sudah matang. Cara membuatnya, pertama-tama pisahkan dulu pisang dan ambil bagian dagingnya. Bagian tengah yang ada bijinya tidak digunakan.
Pisang dihancurkan sampai lembut boleh memakai alat apapun yang penting hancur pisangnya, untuk memudahkan menghaluskannya di tahap selanjutnya. Kalau mamak-mamak Bugis biasanya menghancurkan pisang memakai gelas beling. Bagian bawah gelas dipakai untuk membecek-becek pisang di dalam wadah.
Setelah pisang hancur tapi belum halus betul, dicampur dengan santan, telur, dan gula. Tak lupa sedikit vanili dan garam. Terakhir diblender hingga lembut, dan siap dibungkus.
Pembungkus barongko adalah daun pisang yang sudah dilemaskan (biasanya dijemur dulu daun pisangnya), dipotong-potong persegi panjang, lalu dipakai dua lembar untuk satu barongko. Barongko dibungkus daun pisang dan dibentuk menjadi bentuk tum, lalu ditusuk dengan lidi atau dihekter agar tertutup rapat.
Barongko yang sudah berbungkus daun pisang, dikukus dalam dandang panas, sampai masak. Bisa dimakan hangat-hangat, namun lebih enak jika dimakan dingin dan sudah dimasukkan terlebih dahulu di lemari pendingin.
Rasa barongko adalah manis, gurih, lembut dan segar meluncur di kerongkongan. Nikmatnya luar biasa.
Sebagai variasi, kadang orang menambahkan potongan kenari atau nangka bahkan durian pada adonan barongko. Rasanya akan lebih maknyus, tapi tergantung selera juga. Biasanya yang disajikan pada berbagai pertemuan adalah barongko original, atau yang bercampur kenari.
Pada zaman dahulu di mana masih ada sistem kerajaan dan bangsawan di Sulawesi Selatan, kue barongko ini hanya dihidangkan di depan raja-raja dan kaum bangsawan. Pembuatnya pun tidak boleh sembarang orang, untuk menjaga kualitas rasanya.
Kini, walaupun barongko dapat ditemukan di mana saja baik di pasar tradisional maupun di toko-toko kue, namun citranya sebagai kue nomor satu, masih ia pegang. Barongko harus selalu ada pada hidangan pesta pengantin di rumah. Biasanya pada pesta yang lebih privat di rumah setelah akad, atau pada berbagai perjamuan terbatas. Kalau di resepsi pernikahan yang di gedung, jarang terdapat barongko.
Barongko juga dipakai sebagai suguhan utama kantor-kantor pemerintahan di Sulawesi Selatan jika ada tamu dari pusat. Ini adalah tanda penghormatan atas kedatangan tamu. Barongko akan disajikan dengan menggunakan bossara, yaitu tudung saji yang dihias.