Lihat ke Halaman Asli

Indah Novita Dewi

TERVERIFIKASI

Hobi menulis dan membaca.

Hari Pahlawan: Hujan Deras dan Banjir di Makassar

Diperbarui: 11 November 2022   04:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Genangan air di jalan poros kompleks perumahan kami (dokpri)

Jelang akhir tahun sudah jamak jika musim pun bergeser ke musim penghujan. Hampir tiap hari hujan di Makassar khususnya siang hingga sore hari. Tak terkecuali hari ini, Kamis, 10 November 2022, tepat saat anak negeri memperingati Hari Pahlawan.

Pagi-pagi matahari masih bersinar cerah, sehingga upacara bendera dapat dilangsungkan dengan khidmat. Usai upacara di halaman kantor Balai Diklat LHK, kami kembali ke kantor dan bekerja seperti biasa.

Mendung baru terlihat menggantung usai zuhur, sehingga saya buru-buru izin meninggalkan kantor untuk menjemput bungsu. Sesampai di sekolah bungsu, saya menunggu beberapa menit dan hujan turun deras pukul 14.30. Saya menunggu di dalam gedung sekolah selama 15 menit hingga bungsu keluar pukul 14.45.

Hujan sudah agak reda tatkala kami berjalan berimpitan dalam satu payung menyusuri jalan menuju jalan poros. Singgah ke Indomaret sebentar membeli kudapan, lalu balik kantor dulu menunggu jam pulang.

Pukul 16.15 setelah selesai absen online, saya mengajak bungsu pulang dengan mengendarai Gocar. Anehnya belum sampai ke depan kompleks perumahan, driver belok kanan masuk ke perumahan lain. Saya pun protes, "Kenapa lewat sini?"

"Ini diarahkan oleh aplikasinya ke sini," sahut pak Sopir tanpa penjelasan lain.

Dia nurut untuk lewat depan kompleks perumahan saya saja, jadi dia putar balik lalu masuk ke kompleks perumahan saya. Baru sekitar dua ratus meter driver ragu. Saya pun baru ngeh bahwa jalan poros kompleks perumahan saya sudah terendam air.

Awalnya driver masih bersedia maju, karena saya dengan pedenya bilang banjirnya pendek saja, di depan paling sudah kering. Namun kemudian mobil di depan kami semua balik kanan, mundur dari medan perjuangan banjir.

Kendaraan yang saya tumpangi berhenti total. Drivernya bilang, "Makanya tadi diarahkan lewat perumahan Taman Sudiang, Bu," sesalnya karena saya tidak mau lewat perumahan yang tadi.

Saya paham situasi, lalu memutuskan turun karena sudah kepalang basah. Saat itu hujan juga tinggal gerimis saja. Tak apalah jalan kaki walau rumah masih jauh, mungkin sekitar 500 meter lagi. "Saya turun di sini saja, Pak."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline