Menonton episode dalam drama Korea Our Blues, harus menyiapkan hati yang tabah dan sekotak tissue. Setidaknya itulah yang saya rasakan. Drama ini menceritakan kehidupan orang-orang di sebuah desa nelayan. Kelompok haenyeo (haenyeo adalah penyelam wanita yang bekerja mengumpulkan abalon dan moluska di dasar laut) yang terdiri dari ibu-ibu sepuh, sekelompok orang-orang yang berjualan di pasar yang sebagian besar kenal sejak kecil bahkan teman mulai dari SD hingga SMA.
Masing-masing episode bercerita tentang tokoh yang berbeda. Mengupas luka hati dan berbagai permasalahan kehidupan.
Episode 15 bercerita tentang Yeong Ok, seorang wanita muda berusia 38 tahun (Ohya, di Korea usia segini masih termasuk muda, bahkan kekasih Yeong Ok bercanda ingin anak dari Yeong Ok jika mereka menikah).
Dari awal episode, Yeong Ok dikisahkan sebagai wanita yang penuh misteri. Ia berasal dari daratan (istilah orang Pulau Jeju menyebut orang yang berasal dari luar Jeju) dan bekerja sebagai haenyeo. Tapi teman-teman kelompok haenyeo yang sebagian besar asli Jeju tidak suka padanya. Yeong Ok dianggap suka berbohong. Kadang ia mengatakan orangtuanya adalah pelukis, di kesempatan lain ia mengatakan orangtuanya adalah pedagang. Dan satu hal yang paling mencurigakan adalah selalu ada yang meneleponnya di jam-jam tertentu. Orang mengira ia punya suami di daratan.
Yeong Ok akhirnya menjalin kasih dengan kapten kapal yang biasa mengantar para haenyeo bekerja di laut, Jeong Jun. Namun selalu ada pagar tinggi yang dipasang Yeong Ok. Bahkan suatu saat ia meminta putus tanpa penjelasan.
Ternyata suatu saat misteri Yeong Ok terjawab ketika ia menjemput seseorang di bandara. Ia menjemput saudara kembarnya yang mengalami down syndrome. Yeong Hui walaupun disebutkan saudara kembarnya, tentu memiliki fisik dan paras yang jauh berbeda dengan Yeong Ok.
Yeong Hui datang ke Jeju untuk tinggal bersama Yeong Ok selama satu minggu karena rumah yang ia tinggali (semacam panti untuk anak berkebutuhan khusus) sedang direnovasi. Ia berinteraksi dengan teman-teman Yeong Ok dan merasa gembira. Di balik kegembiraan, kisah getir Yeong Ok dan Yeong Hui dikisahkan.
Mereka berdua lahir dari ayah dan ibu seniman. Ketika mereka berdua lahir dan Yeong Hui terus sakit-sakitan, akhirnya kedua orangtua mereka berganti pekerjaan menjadi pedagang karena dapat menghasilkan uang lebih cepat. Ketika mereka berusia 8 atau 10 ya, lupa, kedua orangtua mereka meninggal. Yeong Ok yang 'normal' otomatis harus menjaga saudaranya yang lemah.