Lihat ke Halaman Asli

Indah Novita Dewi

TERVERIFIKASI

Hobi menulis dan membaca.

Haenyeo dan Abalone: Dua Hal Terkenal dari Pulau Jeju, Korea Selatan

Diperbarui: 16 Juli 2022   12:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pulau Jeju (Sumber: ig jejuisland_korea)

Hai sobat Kompasiana? Apakah pernah mendengar istilah haenyeo dan abalone? Atau Pulau Jeju? Bagi penggemar drama Korea, mungkin ketiga kata tersebut tidak asing karena sering muncul di berbagai drakor kesayangan. Namun pasti ada yang baru mendengar pertama kali, kan?

Pulau Jeju adalah salah satu pulau yang sangat terkenal di Korea Selatan. Haenyeo adalah salah satu jenis profesi klasik yang tidak ada di manapun kecuali di Pulau Jeju, yaitu orang yang memanen bahan pangan dari dasar laut dengan cara menyelam. Adapun abalone adalah sejenis kerang mahal yang banyak terdapat di dasar laut sekitar Pulau Jeju. Para haenyeolah yang mengambil abalone dan jenis molusca lainnya langsung secara manual dengan menyelam hingga 10 -- 20 m di kedalaman dasar laut.

Haenyeo

Sebagai salah satu destinasi wisata Korea Selatan, Pulau Jeju banyak memiliki daya tarik. Salah satunya adalah profesi yang sudah ada sejak abad ke-16 di Pulau Jeju, yaitu haenyeo. Dari asal katanya, haenyeo diartikan sebagai perempuan laut. Dan seperti artinya, para haenyeo ini memang terdiri dari para perempuan Pulau Jeju yang jago-jago menyelam di dalam laut.

Haenyeo bekerja secara berkelompok, misalnya delapan orang. Mereka ini berangkat ke laut dengan menggunakan kapal. Biasanya awak kapalnya ada dua yaitu kapten dan asistennya. Setelah kapal berhenti di area yang diperkirakan banyak biota lautnya, para haenyeo akan menyelam secara berpasangan.

Para haenyeo ini hanya dilengkapi dengan perlengkapan sederhana seperti pelampung untuk menandai lokasi saat muncul ke permukaan, cangkul kecil untuk menggali abalone dan jenis kerang lain, serta jaring untuk mengumpulkan hasil tangkapan.

Para haenyeo yang umumnya terdiri dari perempuan-perempuan paruh baya ini mengenakan jaket pelampung yang berat dan kacamata renang. Mereka menyelam dengan menahan napas selama 2 -- 3 menit, tanpa menggunakan tabung oksigen.

Gunanya menyelam berpasangan agar dapat saling mengingatkan untuk segera naik ke permukaan setelah mendapatkan 1 abalone atau kerang lainnya. Jika lebih lama di dalam laut, mereka akan mengalami gangguan kesehatan bahkan mungkin kematian. Pasangan haenyeo juga dapat saling bantu jika salah satu mengalami kesulitan misalnya kram, atau hal urgent lainnya.

Saat keluar ke permukaan, haenyeo senior dapat mengeluarkan siulan panjang sebagai tanda mereka melepaskan karbondioksida. Setelah itu, mereka menyelam lagi untuk mengambil kerang, begitu seterusnya sampai dirasakan hasil tangkapan sudah cukup.

Haenyeo dan Hasil Tangkapannya (Sumber: ig haenyeo_jeju)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline