Lihat ke Halaman Asli

Indah Novita Dewi

TERVERIFIKASI

Hobi menulis dan membaca.

Menerbitkan Buku Kumpulan Cerpen untuk Mengumpulkan Karya yang Terserak di Media

Diperbarui: 9 Juli 2022   20:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Menerbitkan Buku Kumpulan Cerpen (Sumber: dokpri)

Hai, para penulis media, mana suaranya...?

Bagi mereka yang gemar menulis di media cetak, pasti memiliki karya yang terserak di majalah ini, di koran itu, di tabloid sana-sini. Repotnya kalau satu saja dari media itu hilang, jejak karya kita jadi serasa tak lengkap. 

Saya termasuk penulis yang gemar mengoleksi jejak karya. Tumpukan majalah Anita Cemerlang yang memuat karya saya masih saya simpan. Beberapa eksemplar majalah Bobo yang memuat cerpen anak karya saya, masih ada di loker. Beberapa majalah Gadis, Femina, koran lawas, majalah Reader's digest, masih saya simpan karena memuat hasil karya saya.

Namun tak bisa saya mungkiri bahwa jejak karya itu tak semua buktinya berhasil saya kumpulkan. 

Apalagi untuk media yang tidak mengirimkan bukti terbit dan tidak beredar di kota tempat saya tinggal, terpaksa saya tidak memiliki majalah atau koran tersebut. Hanya puas menyimpan bukti foto yang dikirim teman, seperti saat naskah SST atau Sungguh-Sungguh Terjadi (kolom kecil di koran Kedaulatan Rakyat, Jogja) karya saya dimuat dan saya sudah pindah ke Makassar.

Salah satu cara untuk mengumpulkan karya yang terserak adalah dengan menyatukan karya-karya itu dalam sebuah buku. 

Karena tujuannya adalah mengumpulkan karya dan bukan tujuan yang bersifat komersial, maka jika naskah dikirim ke penerbit mayor tentunya akan mengalami proses regular melalui editor. Ditelaah apakah punya nilai jual apa tidak, dan nantinya bisa diterima ataupun ditolak. Karena ada kemungkinan ditolak jika menerbitkan lewat jalur mayor, maka menurut saya kalau tujuannya hanya untuk mengumpulkan karya, menerbitkan lewat penerbit indie lebih baik.

Hal inilah yang mendasari saya kemudian menerbitkan sebuah buku melalui penerbit indie "Pustaka Jingga" pada tahun 2012. 

Waktu itu saya sudah punya beberapa naskah cerpen yang pernah dimuat di majalah Anita Cemerlang. Naskah cerpen inilah yang ingin saya bukukan. Jadi naskah yang dahulunya saya ketik menggunakan mesin ketik itu (jangan tanya tahun berapa, ya, hehehe), saya ketik ulang di laptop. 

Karena jumlah cerpen yang pernah dimuat di majalah Anita Cemerlang tidak sampai 10 cerpen dan saya ingin bukunya tidak terlalu tipis, saya membuat beberapa cerpen lagi untuk melengkapi naskah cerpen yang hendak saya bukukan. 

Jadi total ada 11 naskah cerpen di dalam calon buku saya, dan tujuh di antaranya sudah pernah dimuat di majalah Anita Cemerlang. Ke-11 judul cerpen itu adalah sebagai berikut: Kisah Cintaku, Rasa Benci Itu, Di Balik Hati Devina, Terlanjur Sayang, Kekasih Kekasih, Jarak Yang Membentang, Akhir sebuah permusuhan, Cinta di Kafe KaKiTa, Masih Ada Masa Depan, Bapak, I Love You, Hadiah Ulang Tahun untuk Winda. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline