Preferensi Makan Ikan Orang Jawa versus Bugis-Makassar
Bertahun-tahun yang lalu saat saya masih lajang dan tinggal di Jawa, munculnya ikan dalam menu masakan sehari-hari bisa dihitung dengan jari. Artinya, tidak setiap hari mama saya memasak ikan sebagai lauk utama.
Kalaupun mengolah ikan, jenis yang dimasak pada umumnya adalah jenis ikan air tawar seperti mujair dan lele. Jenis ikan lain yang sering disajikan sebagai menu keluarga adalah ikan olahan seperti ikan yang dipindang, atau ikan asin.
Hidangan ikan laut jarang mampir di meja makan. Paling banter ikan bandeng yang biasanya dimasak bumbu bali atau digoreng biasa atau dimasak kuah (pindang serani). Ikan kembung kadang-kadang muncul dan biasa dimasak dengan cara dipepes.
Setelah saya hijrah ke Makassar dalam rangka bekerja dan kemudian menikah, preferensi makan ikan ini lalu berubah. Tentunya saya harus mengikuti kebiasaan orang Bugis-Makassar, karena suami orang Bugis yang doyan makan ikan. Mulailah saya mengenal berbagai macam jenis ikan laut.
Berlawanan dengan orang Jawa yang lebih suka ikan air tawar, orang Bugis-Makassar lebih senang ikan laut. Tak terkecuali suami saya. Biasanya mama mertua menyiapkan ikan yang direbus dengan kuah kunyit asam. Rebusan ikan ini disebut ikan masak dan dapat dikonsumsi langsung, maupun digoreng dulu.
Suami saya biasanya lebih suka ikannya digoreng dengan syarat ada sambal sebagai teman makan ikan.
Ikan Bakar Ala Jawa dan Bugis-Makassar
Jika Anda adalah seorang perantau dari Jawa yang baru saja datang di Makassar dan kemudian makan ikan bakar khas Makassar, barangkali akan merasa heran. Di Jawa, biasanya ikan dibakar dengan dilumuri bumbu di sekujur tubuhnya. Sehingga rasanya sudah maknyus bahkan tanpa dicolekkan ke sambal.
Di Makassar, untuk ikan bakar original, biasanya dibakar tanpa olesan bumbu. Saat menyajikan, barulah disajikan juga beberapa jenis sambal yang dapat dipilih. Ada sambal kacang, sambal dhabu-dhabu, dan sambal tomat/terasi.