Halo kompasianers sedunia, apa kabar? Semoga semua dalam keadaan sehat wal afiat ya? Aamiin. Di musim pancaroba dan banyak virus seperti sekarang ini, selain prokes ketat, kita juga harus pintar menjaga kesehatan. Salah satunya dengan mengonsumsi buah-buahan.
Salah satu buah yang bermanfaat untuk kesehatan adalah buah naga (Hylocereus polyrhizus). Kalau saya baca di Wikipedia, buah naga ini asalnya dari Mexico, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan. Banyak dibudidayakan di negara-negara Asia seperti Taiwan, Vietnam, Filipina, Indonesia, dan Malaysia.
Nah, buah naga ini masuk Indonesia sejak 1977, namun saat itu belum ada yang membudidayakan. Jadi yang beredar di Indonesia merupakan hasil impor dari Thailand. Memang ya, Thailand itu pusat segala buah-buahan yang dibudidayakan dengan baik.
Saat pertama saya menginjakkan kaki di Sulawesi Selatan tepatnya di Makassar (waktu itu masih Ujung Pandang) tahun 1999, buah naga belum banyak terlihat. Tapi kini, bahkan pedagang tukang sayur keliling membawa buah naga dalam kantung-kantung kresek dan menjualnya tiga buah seharga Rp20.000.
Setahu saya, salah satu kabupaten di provinsi Sulawesi Selatan penghasil buah naga adalah Kabupaten Soppeng. Tapi ternyata Kabupaten Sinjai dan Gowa juga membudidayakan buah berkulit merah itu.
Saya sangat menyukai buah naga dan biasanya buah naga yang banyak dijual di Makassar adalah buah naga yang daging buahnya berwarna merah keunguan. Ada juga buah naga yang daging buahnya putih, namun saya belum pernah dapat selama di Makassar ini.
Buah naga dapat dikonsumsi langsung, cukup dikupas dan dipotong-potong. Ada juga yang hanya memotongnya menjadi dua bagian lalu mengonsumsinya dengan cara disendok.
Biasanya saya mengupas dan memotong-motong buah naga, kadang juga menyendokinya. Nah, jika pas apes dan dapat buah naga yang tidak manis, baru buah naga itu saya blender hingga menjadi jus buah naga yang segar.
Caranya, potong-potong satu buah naga, tambahkan segelas air, lalu sesuai selera apakah akan ditambahkan madu atau gula dan susu. Tentu penambahan madu lebih disarankan, namun kalau tidak suka rasa madu bercampur buah, dapat juga ditambahkan gula asal tidak terlalu banyak. Cukup asal manis saja.
Apalagi kalau yang minum sudah manis, gulanya dikiiit aja, terus diminum sambil ngaca, hahaha. Garing, yah?