Lihat ke Halaman Asli

Indah Novita Dewi

TERVERIFIKASI

Hobi menulis dan membaca.

Teman di Facebook, Kamu atau Dia yang Duluan Meminta Pertemanan?

Diperbarui: 15 Februari 2022   19:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Teman di Facebook (Sumber: Pixabay)


Dear kompasianers,

Saya mau cerita tentang pengalaman berfacebook. Mungkin tidak semuanya paham karena tidak semua main facebook. Tapi ceritanya sederhana saja kok jadi insyaAllah semua paham.

Jadi kalau pertemanan di facebook itu tidak seperti di instagram. Kalau di instagram (ig) asal kita klik follow - dan ig yang kita klik itu tidak dikunci - otomatis kita sudah jadi follower dia.

Kalau di Fb, kita harus minta pertemanan dulu, dan setelah dikonfirmasi oleh si pemilik fb, baru kita bisa berteman dengannya. Permintaan pertemanan ini bisa tahunan atau bahkan selamanya dicuekin lho, terutama oleh orang2 yang memang membatasi pertemanan - demi keamanan.

Saya dulu adalah orang yang gemar berteman dan gemar mengapprove semua permintaan pertemanan. Bahkan dari orang yang tidak saya kenal sekalipun.

Pikir saya, soal dia mau aneh-aneh nantinya ya tinggal di-unfriend. Atau dihapus dari daftar pertemanan.

Sekarang saya jauh lebih selektif. Asal ada mutual friend, saya terima (mutual friend berarti antara saya dan orang yang meminta pertemanan itu, ada teman yang sama).

Nah, di Fb ada juga fitur "people you may know" atau orang-orang yang mungkin kamu kenal. Fiturnya berupa gambar profil para fbers yang bisa digeser2. Profil orang2 yang punya mutual friend dengan kita tapi belum berteman dengan kita.

Saya kadang melihat fitur itu lalu meminta pertemanan pada satu dua orang yang saya kenal baik. Ada juga yang kenal selintas...saya belum berani kirim permintaan pertemanan.

Lucu ya kalau dipikir saya bisa terima permintaan pertemnan dari orang yang tidak saya kenal tapi enggan meminta dari orang yang saya kenal. Ya ada ewuh pekewuh...lalu ada perasaan...kalau ditolak sakit hatiku nanti ahahahh. Terlalu banyak pikiran.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline