Kekayaan alam Indonesia merupakan aset wisata yang potensial dalam meningkatkan pendapatan negara. Mulai dari alam pegunungan sejuk dan indah, pantai yang berkilau, candi nan megah, danau yang menyimpan berbagai kisah, serta adat budaya masyarakat tradisional, semua ada.
Tepatlah jika program pengembangan wisata diberi nama Wonderful Indonesia yang mengandung arti sebuah janji bahwa Indonesia kaya dengan hal-hal yang menarik dan menakjubkan baik dari sisi alamnya maupun keberagaman adat dan budaya suku bangsanya.
Dengan budget pembangunan terbatas, wajar jika dalam pengembangan destinasi wisata, pemerintah fokus menguatkan beberapa destinasi terlebih dahulu. Nantinya jika destinasi wisata tersebut telah berkembang dengan baik, destinasi lain dapat dikembangkan kemudian.
Pemerintah telah menetapkan 5 Destinasi Super Prioritas (DSP) untuk pengembangan wisata, yaitu Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Likupang, dan Labuan Bajo. Kali ini, yuk kita kulik salah satu DSP yaitu DSP Toba.
Toba, Riwayatmu Dulu
Danau Toba merupakan danau terluas di Indonesia, dan juga merupakan salah satu danau vulkanik terbesar di dunia. Danau ini memiliki panjang 100 km, lebar 30 km, dengan kedalaman mencapai 505 m (Kemenparekraf, 2021).
Disebut danau vulkanik karena danau ini adalah gunung api yang meletus puluhan ribu tahun lampau. Letusan itu sangat kuat dan berdampak terhadap perkembangan kehidupan manusia pada zamannya. Letusan Toba mengeluarkan magma hingga 2.800 kubik (Kompas.com, 2021) dan membentuk kaldera yang luas. Air menggenangi kaldera dan terbentuklah Danau Toba. Demikian dipaparkan oleh ilmuwan, dengan bukti-bukti ilmiah yang ditemukan.
Lain dengan masyarakat Toba sendiri. Melalui penuturan leluhur, terkisah legenda Danau Toba, dari seorang petani bernama Toba.
Suatu ketika Toba memancing lalu memeroleh ikan mas yang merupakan jelmaan bidadari cantik. Toba ingin menikahinya dan bidadari bersedia asal Toba berjanji tak akan mengatakan pada siapapun dari mana asal usulnya. Toba setuju lalu mereka berdua menikah dan memiliki anak bernama Samosir.
Suatu ketika ibu Samosir menyuruh sang anak mengirim makanan buat ayahnya di ladang. Samosir pergi, namun di tengah jalan ia lapar dan memakan bekal untuk sang ayah. Mengetahui makanannya habis, Toba marah lalu tercetuslah kata-kata yang seharusnya tak terucapkan.