Halohaaa..
Apakah kalian termasuk ke dalam kategori orang yang kebingungan mencari kuliner khas Bogor? Kalau iya, maka silahkan klik untuk lanjut membaca. Kalau bukan, ya nggak papa tetap klik lanjut membaca ya, siapa tahu jadi kenyang setelah membaca tulisan ini.
Aku udah lama enggak menulis di Kompasiana ini, jadi maafkan ya bila tulisan ini agak gimana gituh. Menurutkuh memang bener lho pendapat "Semakin kamu rajin membaca dan menulis, maka keahlianmu dalam menulis akan semakin baik". Kalau kata orang Jawa "Practice makes perfect". Mari kita mulai! Eh kok kita sih? Aku aja dong yang menulis, kalian kan yang membacanya yaa...
Pada suatu hari (aduh kok balik pada zaman SD ya.. kalau pelajaran mengarang indah pasti kalimat dimulai dengan "Pada suatu hari") Mohon maklum,,, karena aku sudah lama gak menulis blog, jadi kemampuanku kembali lagi ke zaman baheula, gak papa ya, aku mulai belajar menulis lagi. Semangat menulis dan membaca yaa..
Pada suatu hari, tanggal 5 Juni 2023 saat aku membuka aplikasi facebook, aku mendapatkan pemberitahuan, namaku disebut oleh rekan kompasianer yang bernama Mbak Dee (Diah Woro Susanti). Mbak Dee saat itu tidak mengetahui keberadaanku yang jauh dari tanah air, namun dia mengajakku ikutan acara Komunitas KPK untuk "Gerebek Kuliner Legendaris dan Wisata Sejarah di Daerah Bogor" yang akan diadakan pada hari Sabtu tanggal 10 Juni 2023. Aku terhura banget, apalagi posisiku masih di Hongaria, yang pasti kangen banget dengan kuliner tanah air dong. Jadi rasanya mau bangetlah ikutan, akhirnya aku ikutan mendaftar deh, berharap minikitihi bisa nyangkut terpilih ikutan kuliner. Maklumlah pasti yang daftar banyak banget tapi cuma 15 kompasianer yang bisa ikutan. Bilapun terpilih aku ingin mas Rahab jangan mencantumkan namaku, karena aku ingin kehadiranku menjadi kejutan buat teman-teman. Untung mas Rahab setuju dan menamaiku sebagai "Mystery Guest" .
Jumat sore pesawat Qatar yang aku tumpangi mendarat mulus di Jakarta. Aduh senangnya hatiku bisa tiba kembali di tanah air. Tak sabar kakiku melangkah ingin menjumpai orang tua, saudara, kerabat dan sohib-sohib yang kukangenin, termasuk teman-teman Kompasianer. Ternyata keesokan paginya aku syulit untuk bangun pagi, mungkin karena masih ada efek jetlag, akibatnya aku telat sampai di Alun-alun Bogor, jam 9.05 pagi. Waduh padahal kebanyakan teman-teman yang ikutan juga berasal dari Jakarta dan juga sama sepertiku menggunakan angkutan umum kereta Commuter Line menuju Stasiun Bogor.
Untung teman-teman masih menungguku. Terharu rasanya bisa bertemu mereka semua, walau ada wajah teman Kompasianer yang baru aku lihat untuk pertama kalinya, namun karena membaur dengan kompasianer yang lama, maka terasa kami sudah kenal lama dan langsung akrab. Kangenku pada teman-teman kompasianer lumayan terobati. Pasalnya pandemi kemaren membuat kami tak berjumpa lama, pun saat Kompasianival kami hanya bertemu online.
Saat Kompasianival 2022 yang sudah diadakan offline aku pun tidak dapat hadir karena masih berada di Hongaria. Jadi saat bertemu langsung ini aku merasa senang banget, dapat mengetahui semuanya dalam kondisi yang sehat. Beberapa kompasianer yang pernah kutahu melalui medsosnya pernah mengalami sakit, dan kini kulihat sudah pulih kembali dan bisa beraktifitas normal kembali, betapa berkah dari Tuhan sungguh tiada tara.
Acara Gerebek Kuliner Legendaris dan Wisata Sejarah di Daerah Bogor ini merupakan acara kolaborasi dari 2 komunitas yaitu KPK dan Click (Commuterline Community of Kompasiana). Sok hayuklah kita meluncur ikutan ngegerebek dan ngebolang di Bogor. Jadi tentu saja peserta yang ikutan adalah yang tergabung ke dalam 2 komunitas tersebut.
Gerebek KPK ke Warung Laksa Pak Inin adalah tujuan pertama yang akan kami kunjungi, karena bila kami datang siang kemungkinan besar kami sudah kehabisan laksa Bogor ini, mengingat hari itu adalah Sabtu yang juga merupakan hari libur bagi sebagian orang. Warung laksa Pak Inin ini sebenarnya dapat ditempuh dengan angkutan umum, hanya 9 km saja dari Stasiun Bogor, namun kami memesan 3 taksi online agar lekas sampai di sana. Di dalam taxol pun kami masih melepas kangen, mengenang masa-masa kebersamaan kami dulu.