Lihat ke Halaman Asli

Indah Noing

Maminya Davinci

Mengenal Lebih Jauh tentang Perempuan Nelayan melalui JP 95 dan Film

Diperbarui: 8 Februari 2018   18:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film dokumenter berjudul Perempuan Nelayan diharapkan bisa menjadi rujukan dalampenyusunan kebijakan tentang perempuan nelayan (Dok:Youtube JP)

Jurnal Perempuan diterbitkan sejak tahun 1996 dengan visi dan  misi untuk membangun kesadaran masyarakat tentang hak-hak perempuan melalui produksi pengetahuan dengan fokus kegiatan penelitian, penerbitan dan pendidikan. 

Jurnal Perempuan merupakan satu-satunya jurnal feminis di Indonesia dan bernaung di bawah Yayasan Jurnal Perempuan. Hingga Januari 2018 Jurnal Perempuan (JP) telah menerbitkan 95 Edisi.


Jurnal Perempuan (JP) dengan edisinya yang ke 95 yang berjudul  Perempuan Nelayan memperoleh dukungan Ford Foundation dalam pembuatan film dokumenter dengan judul yang sama, yaitu Perempuan Nelayan.


Saya kompasianer yang tergabung dalam grup Komick (Kompasianers Only Movie Enthus (Iast) Klub), merasa senang bisa hadir dalam acara Pemutaran Film Dokumenter dan Pendidikan Publik JP95 yang diadakan di Hotel Aryaduta Jakarta, pada tanggal 31 Januari 2018. 

Sungguh acara ini membuka wawasan saya tentang adanya sosok perempuan tangguh yang setiap harinya tak hanya melakukan rutinitas sebagai ibu rumah tangga saja, namun ia juga seorang nelayan, yang biasanya kita ketehui profesi nelayan identik dilakoni laki-laki.


Acara ini menghadirkan narasumber Pak Dr.Dedi Adhuri, Ibu Susan Herawati, Mbak Andi Misbahul Pratiwi.

Para narasumber yang dihadirkan di acaraPendidikan Publik & Pemutaran Film Dokumenter JP 95 (Foto: dokpri)

Pastinya ada persoalan yang menarik dari Perempuan Nelayan tersebut sehingga mereka menjadi topik penelitian Jurnal Perempuan hingga dibuatkan film dokumenternya. Mari kita mengenal lebih jauh tentang perempuan nelayan.

Definisi Nelayan menurut UU No.7/2016 adalah " orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan."
Indonesia merupakan  negara maritim terbesar di dunia, sehingga membuat Presiden Joko Widodo mencanangkan cita-cita mewujudkan Indonesia sebagai "Poros Maritim Dunia". 

Pak Jokowi menempatkan nelayan sebagai aktor utamanya utuk memanfaatkan kekayaan lautnya dengan sebaik mungkin dalam mewujudkan cita-cita Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia. 

Tak tanggung-tanggung Menteri Kelautan dan Perikanan yang dipilih Presiden adalah Ibu Susi Pujiastuti merupakan sosok yang pintar, sangat tegas dan berani, terbukti ada kebijakan yang dibuat Ibu Susi sudah membuat banyak kapal-kapal asing yang mencuri mencari ikan di perairan Indonesia ditangkap dan ditenggelamkan. Semua ini dilakukan untuk menunjukkan Indonesia tidak lagi mengabaikan sektor kelautan dan perikanan.

Ibu Susi bahkan menginginkan pengembangan perairan laut bisa mengubah masyarakat Indonesia bukan hanya sebagai negara penghasil Ikan terbanyak, namun kesejahteraan nelayan juga dapat meningkat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline