Szalburg, kota keempat terbesar di Austria yang setiap tahunnya selalu menarik banyak wisatawan untuk mengunjunginya. Tak cuma karena kota ini dikenal sebagai kota kelahiran beberapa komponis musik klasik terkenal seperti Johan Strauss, Franz Peter Schubert dan juga Mozzart.
Kota ini juga dikenal karena sebagai lokasi dibuatnya film The Sound of Music yang sangat melegenda. Keindahan alam yang ditampilkan dalam film musical tersebut membuat banyak penonton terkesan dan terpesona, berharap suatu hari nanti bisa mengunjungi Szalburg.
Szalburg terkenal juga dengan wisata kota tuanya yang unik dengan bangunan – bangunan klasik model baroknya. Museum Mozart, benteng Hohenszalburg, Mirabell Palace, Hellbrun Palace, Szalburg Catedral, dan beberapa tempat lainnya memikat wisatawan mengunjunginya. Bahkan bagian kota tua di Szalburg ini dijadikan World Heritage Site dengan nama Historic Centre of The City of Szalburg oleh UNESCO pada tahun 1997. Tak heran bila kota ini tak pernah sepi dari kunjungan wisatawan dari seluruh dunia.
Perjalanan mengunjungi Szalburg membuat mata ini terpesona, saya seperti berkunjung ke negeri dongeng. Indah sangat dirasakan, memandang pegunungan Alpen, lembah-lembahnya yang menghijau dan puncak-puncaknya yang kadang masih tampak putih bersalju.
Di Szalburg ini ada tempat wisata yang juga menarik untuk dikunjungi, namun letaknya tidak di atas permukaan tanah lho. Justru dengan mengunjungi tempat wisata ini kita jadi mengetahui mengapa kota ini dinamakan Szalburg. Szalburg berasal dari 2 kata, Szal yang berarti garam dan burg yang berarti benteng. Jadi nama Szalburg berarti Benteng Garam. Mari saya ajak pembaca mengikuti jalan-jalan saya dan keluarga di tambang garam tertua di dunia yang berada di Szalt Mine Hallein- Halsttatt – Szalburg.
2500 tahun yang lalu, para penambang Celtik menggali terowongan di bawah kota Szalburg, yang ternyata menemukan banyak sekali garam di dalamnya. Kemungkinan memang benar adanya bahwa pada zaman es dulunya Eropa merupakan lautan yang akibat proses alam berubah menjadi daratan. Sehingga, setelah penggalian dalam pegunungan ini bisa ditemukan bebatuan yang mengandung garam. Akhirnya mereka mengetahui bahwa garam ini menambah cita rasa yang enak bila ditambahkan ke dalam makanan atau masakan.
Bisa dibayangkan dong, ternyata orang zaman dulu makan tuh tanpa garam, pasti terasa hambar. Saking garam ini benar-benar enak dan dibutuhkan , mereka menyebut garam ini sebagai emas putih. Bahkan kala itu para penambang Celtik setelah bekerja mau digaji hanya dengan garam. Mugkin itulah sebabnya kata “gaji” dalam bahasa Inggris disebut dengan kata “salary” yang kemungkinan berasal dari kata “salt” yang berarti garam.
Sebelum kami memasuki lokasi wisata tambang garam ini, kami diberi pakaian seragam khusus untuk kami kenakan. Selanjutnya kami bersama-sama wisatawan lainnya akan memulai petualangan seru ini dengan menaiki sebuah kereta kayu unik masuk menuju terowongan (goa) area tambang. Setelah turun dari kereta, kami berjalan kaki masuk menyusuri goa tambang. Dari sini kami mulai bisa melihat sisa–sisa garam yang menempel di dinding dan atap goa.
Pemandu wisata tambang menjelaskan dengan rinci tentang tambang ini. Selain itu juga wisatawan akan diperlihatkan film drama tentang sejarah tambang ini dan kota Szalburg. Seru juga, kami serasa sedang menonton layar tancep di dalam goa.
Selanjutnya kita akan sampai di perosotan (slide) pertama. Hhhhmm perosotannya unik banget. Buatku ini kayak uji nyali. Tapi sebagai seorang ibu aku harus memberi contoh kepada anak-anakku bahwa aku juga berani merosot dengan perosotan unik ini.
Akhirnya kami semua berhasil meluncur di perosotan ini, senang sekali. Rupanya zaman dahulu para penambang tidak perlu berlama-lama untuk turun 50 meter ke bawah tanah. Walaupun kini di samping perosotan ada tangga, namun pastinya butuh waktu yang lebih lama menuruni anak tangga tersebut dibandingkan dengan cukup meluncur saja di perosotan.