Lihat ke Halaman Asli

Indah Lestari

Mahasiswi UNIKHAMS JEMBER

Membangun Asa di Negeri Seberang: Anak Migran dan Pendidikan di Sanggar Bimbingan Sungai Mulia 5 Gombak Malaysia.

Diperbarui: 11 Desember 2024   11:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto bersama peserta didik sanggar bimbingan SM 5 Gombak Malaysia.


Latar Belakang
Malaysia adalah negara dengan populasi migran yang cukup besar, baik dari negara-negara tetangga seperti Indonesia, Filipina, dan Myanmar, maupun dari negara-negara lain. Banyak dari anak-anak migran ini terlahir di Malaysia atau datang bersama orang tua mereka untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Sayangnya, banyak dari mereka menghadapi kesulitan untuk mendapatkan akses pendidikan formal karena status imigrasi yang tidak jelas, serta tantangan ekonomi dan sosial yang mereka hadapi.

Pendidikan bagi anak-anak migran di Malaysia sering kali tidak mendapat perhatian yang memadai, meskipun mereka memiliki hak yang sama untuk belajar. Oleh karena itu, keberadaan lembaga seperti Sanggar Bimbingan SM 5 Gombak menjadi sangat penting dalam memberikan peluang pendidikan bagi mereka.Sanggar Bimbingan SM 5 Gombak: Menjadi Harapan bagi Anak Migran
Sanggar Bimbingan SM 5 Gombak merupakan salah satu lembaga yang berperan penting dalam memberikan pendidikan non-formal bagi anak-anak migran di Malaysia. Berdiri di kawasan Gombak, sanggar ini menyasar anak-anak dari berbagai latar belakang, terutama anak-anak migran yang tidak memiliki akses ke pendidikan formal karena hambatan status kewarganegaraan atau keterbatasan ekonomi.

Di sanggar ini, anak-anak migran diberikan pelajaran dasar seperti membaca, menulis, berhitung, dan mata pelajaran lain yang membantu mereka dalam pendidikan dasar. Selain itu, para pengajar juga memberikan pelajaran nilai-nilai moral dan sosial yang penting untuk membentuk karakter anak-anak ini agar dapat beradaptasi dengan lingkungan mereka.

Tantangan yang Dihadapi Anak Migran
Anak-anak migran sering kali menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan mereka di Malaysia. Salah satu tantangan terbesar adalah status kewarganegaraan mereka yang tidak jelas, yang menghalangi mereka untuk mengakses sekolah-sekolah formal. Meskipun Malaysia memiliki kebijakan yang memungkinkan anak-anak migran untuk bersekolah, prosesnya sering kali rumit dan penuh birokrasi, sehingga banyak dari mereka yang akhirnya terpaksa berhenti sekolah atau tidak pernah memulai pendidikan sama sekali.

Selain itu, masalah ekonomi keluarga juga menjadi hambatan besar. Banyak keluarga migran yang hidup dalam kondisi yang sangat terbatas, sehingga mereka tidak dapat membayar biaya pendidikan atau memenuhi kebutuhan dasar lainnya. Dalam kondisi seperti ini, keberadaan sanggar-sanggar pendidikan non-formal seperti SM 5 Gombak menjadi sangat vital.

Hasil karya siswa-siswi sanggar bimbingan SM 5 Gombak Malaysia.

Peran Pendidikan dalam Membangun Asa
Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam membangun asa dan membuka peluang bagi anak-anak migran. Dengan memperoleh pengetahuan dan keterampilan dasar, anak-anak migran dapat memperbaiki kehidupan mereka dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Pendidikan memberikan mereka landasan yang kokoh untuk mencapai cita-cita, serta memperkenalkan mereka pada dunia yang lebih luas, yang tidak terbatas pada kondisi hidup yang sempit dan terpinggirkan.

Melalui pendidikan, anak-anak migran dapat mengurangi kesenjangan sosial yang mereka hadapi dan memperbaiki kualitas hidup mereka. Selain itu, mereka juga mendapatkan rasa percaya diri dan kesempatan untuk bermimpi lebih besar, yang pada akhirnya dapat membuka jalan bagi mereka untuk berperan aktif dalam masyarakat.

Sanggar Bimbingan SM 5 Gombak telah memberikan dampak yang signifikan terhadap kehidupan anak-anak migran yang mengikutinya. Anak-anak yang sebelumnya mungkin tidak memiliki kesempatan untuk mengenyam pendidikan formal, kini mendapatkan pengetahuan yang sangat berharga. Tidak hanya itu, mereka juga mendapatkan perhatian khusus yang membantu mereka untuk berkembang dengan lebih baik secara emosional dan sosial.

Sanggar ini tidak hanya memberikan pelajaran akademis, tetapi juga membantu anak-anak migran untuk memahami budaya dan nilai-nilai Malaysia, serta memperkenalkan mereka pada kehidupan sosial yang lebih inklusif. Hal ini penting karena dapat membantu mereka merasa diterima dan memiliki rasa kebersamaan dengan anak-anak lain di masyarakat.

Kesimpulan
"Membangun Asa di Negeri Seberang" adalah contoh nyata bagaimana pendidikan dapat menjadi alat yang sangat kuat dalam mengubah hidup anak-anak migran. Melalui lembaga seperti Sanggar Bimbingan SM 5 Gombak, anak-anak yang sebelumnya terpinggirkan dan tidak memiliki harapan masa depan yang jelas, kini mendapatkan kesempatan untuk berkembang dan memperbaiki kualitas hidup mereka.

Pendidikan bukan hanya memberikan keterampilan teknis, tetapi juga membangun rasa percaya diri dan harapan untuk masa depan yang lebih baik. Dengan adanya sanggar-sanggar pendidikan seperti ini, diharapkan anak-anak migran dapat menemukan jalan keluar dari keterbatasan yang mereka hadapi, serta membangun kehidupan yang lebih baik di negara yang mereka anggap sebagai tempat tinggal kedua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline