Diplomasi merupakan hubungan negoisasi antar negara yang dimana seorang diplomat menjadi perwakilan suatu negara, begitu juga dengan diplomasi islam. Tetapi yang membedakannya didalam diplomasi islam itu sendiri menjujung nilai kesejahteraan kepentingan semua umat sedangkan didalam diplomasi konvensional untuk kepentingan nasional saja. Diplomasi islam yang mengutamakan kerjasama dan perdamaian, didalam aturan perang dilakukan hanya jika benar-benar diperlukan. Hubungan dengan negara-negara Muslim lainnya harus melibatkan kerjasama yang lebih erat dan saling membantu daripada saling berjuang.
Diplomasi Islam digunakan pada masa kekhalifahan Muawiyah untuk menjaga stabilitas umat Islam di berbagai aspek masyarakat. Hegemoni yang ditempanya tidak terlepas dari karakter Muawiyah sendiri. Karir politiknya telah menghasilkan prestasi luar biasa di bidang politik, militer, dan bisnis.
Diplomasi Umar bin Abdul Aziz yang merupakan khalifah Dinasti Umayyah dengan kata lain pengelolaan administrasi keuangan, penerapan sistem dawlah yang baik oleh para gubernur dan hakim masing-masing negara dipimpin oleh khalifah. Diplomasi yang digunakan oleh Mu'awiyah bin Abu Sufyan dan Umar bin Abdul Aziz adalah diplomasi koersif. Diplomasi koeresif sendiri merupakan salah satu macam diplomasi yang dimana lebih menjunjung perdamaian dan negosiasi tanpa harus berperang. Biasanya diplomasi ini dilakukan dengan cara soft power tanpa adanya hard power.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H