Lihat ke Halaman Asli

indah karyaningrum

Mahasiswa Hubungan Internasional

Suksesi Gemilang Diplomasi Muhammad Al-Fatih

Diperbarui: 24 September 2022   03:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Muhammad Al fatih biasa dikenal dengan pahlawan dalam sejarah islam yang telah sukses menaklukan konstatinopel. Dalam diplomasi islam, karakterisik pada Muhammad Al-fatih sangat memenuhi kriteria yang telah disyaratkan dalam aturan seorang diplomat dalam islam diantaranya berpengetahuan luas, pandai berbicara, cerdas dan dapat berperilaku adil. Muhammad Al fatih dapat meraih suksesi gemilang dalam penaklukannya karena ia memiliki pengetahuan yang luas dan juga sangat mencintai buku-buku sejarah islam. Sehingga apa yang ia perintahkan kepada delegasi atau diplomat yang ia kirim berdasarkan strategi menurut ilmu dan kecerdasannya juga menerapkan apa yang telah di contohkan oleh nabi-nabi sebelumnya. Contoh yang ia terapkan pada karakteristik rasulallah saw untuk seorang diplomat muslim harus memiliki 4 kriteria yaitu shiddiq, tabliq, amanah dan cerdas. Menurut sejarah, Muhammad Al-fatih menjadi duta besar dan utusan diplomatic asing tanpa bantuan penerjemah. Hal tersebut memperlihatkan bahwa Muhammad Al-fatih telah menguasai beberapa bahasa, diantaranya yaitu Latin, Arab, Yunani, Turki, Serbia, Parsi, dan Ibrani. 

Dalam praktik diplomasi Utsmaniyah, para Sultan periode ini banyak mengadopsi instrumen diplomasi, seperti praktik korespondensi, pengiriman delegasi, dan negosiasi, antara masa Nabi dan dinasti sebelumnya. Tujuan diplomasi itu sendiri tidak lain adalah untuk menyebarkan agama Allah dan Ramatan Lil Alamin. Sulaiman Syah berhasil menyampaikan semangat penaklukan Konstantinopel, membuka jalan bagi penaklukan Konstantinopel sebagai asal mula berdirinya Turki Usmani.Dalam kisah Muhammad al-Fatih, dawaf yang digunakan oleh Muhammad al-Fatih merupakan strategi kunci dalam penaklukan Konstantinopel. Juga, bukti nyata  keberhasilan ini tertulis dalam banyak Ahdis dan firman Allah. Dalam praktik diplomasi Utsmaniyah, para Sultan periode ini banyak mengadopsi instrumen diplomasi, seperti praktik korespondensi, pengiriman delegasi, dan negosiasi, antara masa Nabi dan dinasti sebelumnya. Tujuan diplomasi itu sendiri tidak lain adalah untuk menyebarkan agama Allah dan Ramatan Lil Alamin. Sulaiman Syah berhasil menyampaikan semangat penaklukan Konstantinopel, membuka jalan bagi penaklukan Konstantinopel sebagai asal mula berdirinya Turki Usmani.Dalam kisah Muhammad al-Fatih, dawaf yang digunakan oleh Muhammad al-Fatih merupakan strategi kunci dalam penaklukan Konstantinopel.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline