Bangunsari adalah salah satu dari padukuhan yang ada di Desa Bangunkerto, Sleman. Padukuhan Bangunsari di pimpin oleh seorang Dukuh yang bernama Budiyono.
Di Padukuhan ini rata-rata warganya banyak yang mempunyai Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di rumah masing-masing, tercatat ada lebih dari 100 jenis UMKM di Padukuhan ini.
Mahasiswa KKN UMY kelompok 51 mendapatkan amanah dari kampus untuk menjalankan tugas selama kurang lebih satu bulan di padukuhan Bangunsari, sesuai dengan tema yang telah di berikan oleh kampus dan Bappeda Sleman bahwa mahasiswa di minta untuk bisa meningkatkan penjualan pada UMKM dengan banyak cara salah satunya mengenalkan penggunaan Digitalisasi pada masyarakat terutama di kalangan pengelola UMKM.
Pada tanggal 19 Januari mahasiswa resmi di terjunkan dari kampus untuk mengabdi ke masing-masing Padukuhan yang sudah ditetapkan sebelumnya oleh LPM (Lembaga Pengembangan Mahasiswa) UMY.
Dan pada tanggal 4 Februari 2023 kelompok KKN-51 mengundang beberapa pemateri yang direkomendasikan oleh kampus sebelumnya untuk menyampaikan sosialisasi mengenai pentingnya penggunaan Digitalisasi untuk memasarkan produk agar produk yang mereka jual bisa tersebar luaskan ke khalayak luas bukan cuma disekitar Padukuhan Bangunsari saja.
Sosialisasi yang dilakukan juga dibantu oleh karangtaruna perwakilan dari semua Rt 1, Rt 2, Rt 3, dan Rt 4 yang membantu untuk menyalurkan materi yang mereka pelajari dari pemateri kampus kepada UMKM yang ada disana, acara berjalan dengan sangat lancar dan hikmat karangtaruna dan beberapa warga yang hadir sangat antusias untuk mencoba memotret produk mereka agar terlihat lebih menarik ketika dipasarkan yang sebelumnya telah di tambahkan beberapa aksesoris untuk menambah nilai plus foto produk.
Warga dan karangtaruna juga di berikan pemahaman akan pentingnya Digital Marketing untuk penjualan produk bagi UMKM, dari materi sosialisasi dapat disimpulkan beberapa alasan mengapa Digital Marketing sangat penting untuk UMKM :
Digitalisasi bisnis adalah konversi mode keterlibatan dan komunikasi konvensional menjadi mode digital. Ini adalah upaya untuk membantu perusahaan bertahan dari gempuran kemajuan teknologi canggih, namun ada banyak saingan. Digitalisasi juga merupakan risiko manajemen untuk bisnis. Hanya sekitar 20 hingga 30 persen organisasi konvensional, menurut Lucidchart, yang dapat bertahan tanpa mengubah strategi digital mereka. Karena mereka lebih bermanfaat dan efektif, sebagian besar pasar sasaran menyukai layanan teknis. Keuntungan digitalisasi dalam bisnis adalah sebagai berikut:
1. peningkatan produktivitas
Dengan mengotomatiskan operasi rutin secara manual, kami dapat membebaskan staf kami dari tugas yang membosankan dan memberi mereka lebih banyak waktu untuk mengerjakan proyek yang menantang dan kreatif yang akan meningkatkan efisiensi perusahaan kami. Karena pekerjaan dapat diselesaikan lebih cepat dan dengan kemungkinan kesalahan yang lebih kecil berkat digitalisasi, pekerja lebih dapat menggunakan waktu mereka untuk tugas yang berkaitan dengan perusahaan.