Lihat ke Halaman Asli

Indah Hartini

Ibu rumah tangga dan seorang guru SD

Kenali Hoak dengan Logika Anti Hoak Sang Pendidik

Diperbarui: 21 Oktober 2017   12:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

       Belakangan ini hoak menjadi perbincangan di berbagai kalangan karena meresahkan publik. Hoax berasal dari bahasa inggris artinya tipuan, menipu. Jadi hoak merupakan informasi yang sesungguhnya tidak benar, tetapi dibuat seolah-olah benar adanya. Tujuan di beberkannya hoak untuk menciptakan dan menebarkan permusuhan di masyarakat, untuk mencari uang atau bisa juga sekedar have fun.

Kecepatan dan sifat media sosial yang mudah untuk dibagikan, membuat hoak mudah tersebar. Anak-anak pun tak jarang menjadi korban lantaran mereka belum bisa memilah mana berita yang benar dan palsu. Guru seharusnya mampu menjadi pagar bagi para siswa terhadap informasi hoax. Upaya menghindarkan hoax kepada siswa bisa dilakukan di dalam proses pembelajaran di kelas. Guru diminta agar siswa tidak cepat percaya pada informasi yang tersebar dan ajarkan kepada anak didik kita cara membedakan antara fakta dan opini.

Jika kita mau berfikir kritis dan menggunakan logika dalam membaca berita maka dengan mudah kita bisa mengidentifikasi hoak. Jadi jangan mudah terbawa perasaan sebelum memastikan kebenarannya. Berikut saya berikan beberapa cara mengidentifikasi hoak.

  • Perhatikan judul berita. Hoax kerapkali membubuhi judul sensasional yang provokatif dan menggugah emosi pembaca secara berlebihan sehingga masyarakat yang terpapar hoax biasanya akan terpancing perdebatan. Judul hoak biasanya juga tidak masuk akal.Selain itucross check judul berita yang bersifat provokatif. Ketika muncul sebuah berita yang menggemparkan publik dan sensasional, lakukanlah cek dengan mencari berita yang bersangkutan di media lain. Jika media lain tidak memberitakan media yang bersangkutan, maka muncul lah indikasi bahwa konten berita tersebut 'terduga' hoax.
  • Mencantumkan kalimat tertentu. Ciri khas hoax adalah meminta penerima menyebarkan sebanyak mungkin sehingga mereka biasanya menggunakan kalimat "Sebarkan". Selain itu, untuk memprovokatif juga menggunakan kalimat "Lawan."
  • Perhatikan foto. Ciri foto hoax apabila dicari di google maka hanya akan ditemukan gambar yang sama atau hanya satu sudut pandang. Selain itu foto hoak sering di buramkan dan biasanya memanfaatkan nama tempat, agama, suku, kelompok, symbol, perkumpulan, perusahaan ataupun nama Negara tertentu agar lebih menyakinkan.
  • Sumber Berita. Cermatilah alamat URL situs dimaksud. Apabila berasal dari situs yang belum terverifikasi sebagai institusi pers resmi -misalnya menggunakan domain blog, maka informasinya bisa dibilang meragukan. Banyak berita hoaxyang model penyebaran beritanya dengan menggunakan nama sebuah perusahaan media yang sudah terkenal. Tampilan halaman mukanya pun dibuat sedemikian rupa hingga terlihat mirip asli.
  • Perhatikan kolom komentar. Ciri hoak lainnya ada pada kolom komentar. Biasanya komentar pada informasi hoak tidak ada respon dari admin.
  • Perhatikan penggunaan kata. Hoak terkadang menggunakan kata-kata ilmiah namun sebenarnya tidak ilmiah dan diragukan kebenarannya. Merujuk dari ilmuwan fiktif dan informasi dengan melabeli dari kampus ternama di dunia. Sebaiknya check lebih lanjut. Selain menggunakan kata-kata ilmiah yang tidak nyambung biasanya hoak juga memakai istilah asing untuk menjebak pembaca karena istilah asing terlihat keren dan mudah dipercaya. Namun jika kita chek artinya ngawur dan tak ada hubungan dengan berita yang disebarkan.

Berita hoax yang belakangan ini menghiasi media merupakan suatu hal yang merugikan. Banyak yang menanggapi serius hoak tersebut. Disinilah letak merugikan dari adanya hoak, masyarakat akhirnya menyikapi dan mempersoalkan dengan serius berita yang tidak berguna. Di ranah Internasional, salah satu dampak paling merugikan adalah dampak berita hoax membuat rasisme di Jerman menjadi meningkat. Selain itu dampak negatif hoak lainnya yaitu mengalihkan isu utama dalam masyarakat, memberikan reputasi buruk pada satu pihak sehingga bisa menyebabkan fitnah. Ada juga jenis hoax yang dibuat untuk mencari simpati dan uang sehingga bisa merugikan berbagai pihak. Sebagai pendidik perlu dan wajib mengingatkan kepada anak-anak tentang bahaya hoak. Ajaklah mereka untuk menggunakan internet dengan bijak, daripada membaca hoak lebih baik gunakan untuk membaca pengetahuan.

Jika informasi yang kita baca memiliki ciri-ciri hoak maka segera atasi hoak agar tidak menimbul hal-hal negatif seperti yang sudah di jelaskan sebelumnya. Selain mengedukasi bahaya hoak kepada anak didik kita harus mengudukasi keluarga dan teman-teman terdekat untuk memerangi hoak. Cara mengedukasi mereka untuk memerangi hoak adalah dengan menjelaskan apa itu hoak kemudian berikan contoh hoak, dari contoh tersebut kita jelaskan bagaimana cara mengenali hoak kemudian dampak hoak dan terakhir bagaimana kita mengatasi hoak agar tidak menyebar lebih jauh dan tidak merugikan orang lain.

Mari kita ajak anak-anak didik, keluarga dan teman-teman terdekat untuk mengenali hoak dan menanggulanginya dengan cara berikut:

  • Melakukan pengecekan di google. Melakukan pengecekan adalah cara paling ampuh untuk membuktikan kebenaran suatu berita. Hal ini dapat dilakukan dengan mudah menggunakan mesin pencari Google. Cek berita tersebut di mesin pencarian Google, di website lain dan di media lain ada atau tidak. Kalau tidak ada, kemungkinan itu hoak. Kemudian lakukan pengecekan foto melalui google. Cara untuk mengecek keaslian foto bisa dengan memanfaatkan mesin pencari Google. cukup mendownload gambar yang digunakan sebagai cover sebuah berita Hoax. Setelah itu buka images.google.com. Akan ada penjelasan tentang gambar tersebut, bahkan website yang pertama mengeluarkan gambar tersebut sehingga dapat menelusuri kebenaran sebuah gambar.
  • Grup diskusi anti-hoax. Baik di wa maupun di fb banyak group anti hoak. Anda bisa bergabung dengan group tersebut untuk mengetahui kebenaran suatu berita. Di gruop tersebut anda bisa berdiskusi apakah suatu informasi merupakan hoax atau bukan, sekaligus melihat klarifikasi yang sudah diberikan oleh orang lain.
  • Jangan sembarangan Share. Jadilah pembaca yang baik dan cerdas. Jangan asal share informasi yang beredar di medsos. Bacalah dari awal hingga akhir, saring dulu informasi tersebut, cari kejelasan sumbernya dan telaah dulu apa isinya. Jangan hanya melihat judul, lalu langsung dishare.
  • Melaporkan hoax .Apabila anda sudah mengindentifikasi informasi hoak. Anda bisa segera melakukan pelaporan agar tidak merugikan banyak orang. Di Indonesia ada TurnBackHoax yang berfungsi sebagai database berisi referensi berita hoax dan menerima aduan berita hoak. Apabila penyebaran hoak melalui FB maka gunakan fitur Report Status dan kategorikan informasi hoax sebagai hatespeech/harrasment/rude/threatening, tapi ajak teman-teman lain untuk melaporkan hoak. Sebab jika ada banyak aduan maka Facebook akan menghapus status tersebut. Apabila penyebaran Hoak melalui Google, menggunakan fitur feedback . Jika Twitter gunakan fitur Report Tweet untuk melaporkan twit yang negatif. Dan yang lebih penting laporkan ke Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan melayangkan e-mail ke alamat aduankonten@mail.kominfo.go.id. Cara mengantisipasi hoak yang benar haruslah dari diri sendiri. Seharusnya kita bisa cerdas memilih berita dan membatasi diri untuk tidak membuat hoax yang baru sekiranya dapat mengurangi tingkat hoax dan menghilangkan tren hoax secara berangsur-angsur. Langkah terbaik adalah dengan dimulai dari diri sendiri lalu memberikan kemanfaatan kepada orang lain.

          Saya juga pernah mendapatkan berita hoak jika ada bayi berkepala singa dan memiliki taring, kemudian di bagian bawah berita terdapat embel-embelnya ada tulisan "Sebarkan berita ini pada 10 orang maka pulsamu akan bertambah 500ribu." Awalnya sih penasaran dan merasa kasihan tapi saya berpikir pakai logika. Mana ada orang yang mau mengisi pulsa secara gratis pada orang yang tidak di kenal. Waktu itu beritanya di kirim ke group whatsapp disertai dengan foto, langsung saya replay di group lalu saya jelaskan sama teman-teman group kalo itu hanya berita bohong secara berita tersebut tidak masuk akal. Jika memang ada bayi berkepala singa sudah pasti media-media besar akan memberitakan dan juga ditayangkan di TV namun kenyataanya tidak. Salah satu teman juga menjelaskan jika foto tersebut hasil editan. Untunglah teman-teman di group juga berfikir kritis dan tidak menyebarkan kembali. 

Dari penjelasan di atas kita bisa memilah-milah mana yang layak dicerna dan mana yang layak diacuhkan. Mari kita ajak anak-anak didik kita untuk berfikir kritis dan membaca berita dengan logika bukan perasaan.

#antihoak#marimas#pgrijateng

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline