Lihat ke Halaman Asli

Mahasiswa PMM UMM Ajarkan Otoritas Tubuh melalui Permainan Tradisional Engklek

Diperbarui: 30 Agustus 2023   16:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Psikoedukasi terkait otoritas tubuh melalui permainan tradisional "Engklek" kepada anak di KB Putra Harapan Mandiri [dokumen pribadi]

Malang, 24 Agustus 2023 - Pelaksanaan program Pengabdian kepada Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) merupakan kegiatan ntuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Salah satunya yang dilakukan oleh kelompok 65 gelombang 4 yang beranggotakan Indah Fitriani, Nurul Aulia, Hana Nurhaliza Azizah, dan Exelsa Elmalia Arti yang berasal dari prodi Psikologi. Salah satu bentuk kegiatan yang termuat didalamnya adalah memberikan edukasi terkait otoritas tubuh melalui permainan tradisional engklek. Kegiatan ini ditujukan kepada anak usia dini di KB Putra Harapan Mandiri, yang berlokasi di Jl. Kakatua RT. 15 RW. 07 Dusun Sumberbendo, Desa Kucur, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya kekerasan seksual yang marak terjadi pada anak usia dini.

Anak usia prasekolah di KB Putra Harapan Mandiri dengan rentang usia 2-6 tahun telah memasuki tahap perkembangan seksual fase anal dan phalik, yang mana mereka mulai penasaran dan merasakan rangsangan pada alat kelaminnya. Pada usia tersebut, anak belum memiliki pengetahuan tentang bahaya dan cara melindungi diri, sehingga rentan terhadap kekerasa seksual dan anak selalu diposisikan sebagai individu yang lemah atau tidak berdaya untuk melawan ketika mengalami kekerasa seksual. Sejauh ini upaya yang sudah dilakukan pihak sekolah adalah pengenalan anggota tubuh, tetapi belum sampai pada pemberian pemahaman terkait batasan terhadap area sensitif tubuh yang tidak boleh diperlihatkan maupun disentuh oleh orang lain, kecuali ketika dalam penanganan medis.

Otoritas tubuh diartikan sebagai kuasa atas tubuh sendiri dengan maksud terdapat bagian-bagain tertentu pada tubuh yang tidak boleh disentuh oleh orang lain, termasuk orang tua tanpa adanya izin. Adapun bagian tubuh tersebut diantaranya adalah area dada, pantat (bokong), alat kelamin, mulut dan bibir, baik pada laki-laki maupun perempuan. Dengan menjelaskan otoritas tubuh, anak akan mengetahui dan memahami batasan atas tubuhnya sendiri, serta berhak menolak terhadap hal-hal yang membuatnya tidak nyaman. Dengan demikian, diharapkan anak mampu melindungi dirinya dari risiko pelecehan dan kekerasan seksual.

Dalam penyelenggaraan pendidikan untuk anak usia dini, penting mempertimbangkan metode pembelajaran yang digunakan. Pada hakikatnya proses Pendidikan anak usia dini lebih diutamakan pada metode bermain sambal belajar. Berdasarkan hal tersebut, edukasi pada kegiatan ini dilakukan melalui permainan tradisional engklek, yakni permainan dengan melompat atau berjinjit dengan satu kaki dalam kotak-kotak yang mana pada tiap-tiap kotak terdapat gambar bagian tubuh. Permainan dimulai dengan melempar gaco, yaitu batu pipih dengan syarat harus masuk pada salah satu kotak. Kemudian anak akan ditanya dengan format, "Gambar apakah itu?" dan "Bolehkah disentuh oleh sembarang orang?". Setelah anak menjawab pertanyaan tersebut, anak dapat melanjutkan permainan engklek.  




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline