Lihat ke Halaman Asli

Indah Anisa

mahasiswa

Sektor Pertanian Masih Terus Menjanjikan hingga Saat Ini di Dramaga Bogor

Diperbarui: 2 Maret 2020   12:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bapak Panjah saat sedang mengelola lahan yang dijadikan perkebunan Singkong sebesar 4000 meter--dokpri

Dramaga, Bogor (1/03/20). Bogor merupakan daerah yang telah lama dijadikan pusat pendidikan dan penelitian pertanian nasional. Salah satu wilayah di Bogor yang mendukung dibidang pertanian adalah Kecamatan Dramaga. Wilayah ini sangat dikenal dengan kampus pertaniannya. Selain itu wilayah ini juga memiliki banyak sektor pertanian yang terbilang cukup maju. Hal tersebut dikarenakan sumber alam di Dramaga masih sangat mendukung untuk dijadikan wilayah pertanian yang dikelola oleh masyarakat setempat.

Dengan banyaknya lahan pertanian yang ada di Dramaga, maka banyak pula masyarakat yang sampai saat ini memilih bekerja disektor pertanian. Beberapa jenis pekerjaan yang dipilih oleh masyarakat Dramaga diantaranya yaitu, menjual tanaman hias, bibit, pupuk, membuka usaha penggilingan padi dan lain sebagiannya. Namun pekerjaan ini bukanlah pekerjaan yang dapat dikatakan menjanjikan. Pekerjaan ini pada dasarnya bergantung pada masa panen serta kondisi alam.

Sebagian besar buruh tani di Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor ini mengelola pertanian atau perkebunan di lahan miliki orang lain yang nantinya hasil dari panen tersebut dibagi rata antara pemilik dan pekerja. Meskipun lahan pertanian di Dramaga suddah cukup banyak. Ternyata masih ada beberapa lahan pertanian yang baru diolah. Faktor tersebut dikarenakan masih banyak lahan kosong yang terdapat di Dramaga Bogor. Hal tersebut yang membuat buruh tani setempat mau untuk mengolah lahan tersebut menjadi pertanian ataupun perkebunan.

Salah satu lahan yang baru dikelola menjadi perkebunan adalah lahan yang berlokasi di desa Ciheureum, Kecamatan Dramaga. Lahan ini dikelola menjadi lahan perkebunan singkong. Lahan seluas 4.000 meter ini diolah oleh Bapak Panjah. Ia mengelola lahan ini terbilang masih baru, yaitu sejak 15 November 2019. Menurut Bapak Panjah, mengelola perkebunan Singkong relatif lebih mudah dan lebih menjanjikan. Oleh karena itu, mengelola lahan pertanian tidak hanya menjadi tradisi lama namun masih tetap mampu menjanjikan untuk terus dikembangkan hingga saat ini. (IF)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline