Lihat ke Halaman Asli

Indah Dwinta

Berbagi Kehidupan

Menyeberang ke Pulau Seribu

Diperbarui: 11 Januari 2021   00:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. Geulgram | Muhammad Saushan

Mari berlayar, katamu, kita akan menuju persinggahan sebelum keabadian membuka kedua mata. 

Kapal berangkat, nyiur memberi pertanda, persis sebuah lambaian. Jangan menerka, angin apa yang melembutkan daun-daunnya.

Kita kisahkan tangis sebagai keindahan laut yang biru, sebelum ombak menepuk punggung karang. 

Pecahlah, pecah prasangka buruk yang membuatmu bersedih. Kita hanya singgah, sampai pelangi mengulurkan warna yang santun. 

Semua akan dituntun kepada nasib yang mengibarkan bendera, kepada tempat yang seharusnya. 

Kita cukup mengikuti suara dalam kalbu sendiri, ke mana setelah ini, ke dalam apa kita menemukan tanah kelahiran. 

Berdukalah sebentar, kemudian menerima kepastian yang membuka sebuah pintu. 

Duhai, selamat jalan! 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline