Lihat ke Halaman Asli

Indah budiarti

https://www.kompasiana.com/indahbudiarti4992

Trik dan Contoh Cipta Jenama Sekolah Swasta

Diperbarui: 17 Desember 2024   14:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar : Google Search Pinterest

Tahun ajaran baru tak terasa segera menjelang. Banyak sekolah yang sudah mulai memasang poster, banner, atau layanan informasi lainnya baik secara langsung maupun melalui laman media sosial masing-masing.

Tentu saja mereka memberitakan bahwa pendaftaran siswa baru telah dibuka. Beragam informasi mencuat dan berlomba-lomba untuk segera diketahui masyarakat luas. Tapi eits, ini biasanya berlaku untuk sekolah swasta. Bagaimana dengan sekolah negeri? Mereka tidak perlu untuk melakukan itu semua karena waktu pendaftaran murid baru bagi lembaga pendidikan negeri telah ditentukan oleh pemerintah.

Sekolah swasta sering dijadikan pilihan kedua jika seorang murid gagal diterima di sekolah negeri. Tapi ada juga sekolah swasta yang menjadi pilihan utama dan pilihan favorit bagi sebagian orang tua murid yang mampu dan percaya pada kualitas sekolah tersebut.

Lalu mengapa sekolah swasta banyak yang mencuri start untuk membuka waktu pendaftaran lebih awal? Alasan utamanya adalah untuk mencari murid sebanyak-banyaknya. Tak bisa dipungkiri karena sekolah swasta berdiri di atas kaki sendiri, seluruh pembiayaan dan pendanaan adalah urusan rumah tangga sekolah swasta itu sendiri. Namun tak menutup kemungkinan untuk menerima bantuan dari pemerintah seperti menerima penyaluran dana BOS dan lainnya.

Saat ini banyak sekali sekolah swasta baru muncul. Ini akan menimbulkan persaingan terutama bagi sesama sekolah swasta. Berbagai program dan fasilitas baru ditawarkan dengan beragam biaya sekolah. Biasanya semakin elit bentuk fisik gedung sekolah semakin mahal pula biaya masuknya. Orang tua semakin dibuat bingung untuk menentukan pilihan pendidikan bagi putra-putrinya.

Barangkali yang akan kebakaran jenggot adalah sekolah swasta yang telah berdri lebih lama dan berada dalam satu wilayah yang berdekatan dengan sekolah swasta yang baru muncul. Apalagi jika sekolah swasta lama itu tidak memiliki gedung sekolah yang tak mampu bersaing dengan sekolah baru ditambah dengan fasilitas dan layanan pendidikan yang itu-itu saja. Walhasil, sekolah itu akan ditinggalkan orang dan sepi peminat.

Bagaimana untuk mempertahankannya? Tidak mudah memang. Seluruh komponen sekolah harus bergerak dan melakukan perubahan bersama. Jangan menyerah adalah kunci utama yang harus dimiliki sekolah untuk terus bersinergi dan berinovasi agar sekolah tetap bertahan dan memiliki murid dengan jumlah yang sesuai.

Selain terus mempertahankan reputasi baik yang telah dimiliki sekolah, melakukan promosi sesuai waktu yang telah disepakati, dan berbagai inovasi lainnya, sekolah juga perlu mengingat dasar dan hakikat pendidikan serta kodrat alamiahnya.

Membentuk anak menjadi manusia yang berkembang secara utuh adalah hakikat pendidikan, dan kodrat alamiahnya adalah bahwa seorang anak manusia itu butuh pengalaman untuk berkembang.

Seperti yang akan dilakukan oleh sekolah di tempat saya mengajar, sebuah sekolah swasta yang harus dan terus meningkatkan daya saing karena keberadaan sekolah-sekolah swasta baru yang bermunculan. Tentunya sekolah kami tidak pernah meninggalkan dasar hakikat dan kodrat alamiah pendidikan. Anak harus terus bertumbuh dan memiliki minat dan rasa ingin tahu (curiosity), mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas dan yang perlu diingat bahwa setiap anak itu berbeda dan beragam (diverse)- konteks belajar, "Muhammad Nur Rizal, founder GSM"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline