INDAH ARIYANTI
Peserta Didik SMK Negeri 1 Kendal
Sudah 10 bulan berlalu sejak pertengahan maret itu. Hampir semua sekolah tidak lagi mengenal istilah "pertemuan", termasuk SMK Negeri 1 Kendal. Sistem pembelajaran di sekolah pun diganti, yang selama ini face-to-face menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ).Hal ini dikarenakan dampak wabah covid-19 (Corona). Namun pandemi tidak menjadi penghalang bagi bapak/ibu guru serta siswa SMKJI untuk melakukan pembelajaran meskipun dengan sistem PJJ.
Dalam proses pembelajaran jarak jauh ini SMKJI tetap menjaga kedisiplinan seperti halnya waktu pembelajaraan tatap muka. Hal itu dapat dilihat dari kegiatan absensi/daftar hadir siswa yang harus diisi 2 kali dalam sehari, yaitu pada waktu berangkat pukul 06.00-07.00 WIB dan waktu pulang pukul 11.00-12.00 WIB.
Untuk media yang biasa digunakan yaitu WhatsApp, Google Clasroom dan Google meet. Cara menyampaikan materinya pun setiap guru berbeda beda. Ada guru yang hanya memberi softfile materi tanpa diterangkan,memberi tugas yang cukup banyak dan ada juga guru yang berinovasi dengan sedimikian rupa seperti melakukan pembelajaraan menggunakan video conferen untuk menjelaskan materi agar lebih mudah dipahami.
Cara penyampaian materi yang dipilih setiap guru pasti ada sisi positif (Pro) dan negatifnya (Kontra). Untuk yang pertama, pemberian materi tanpa dijelaskan langsung dengan gurunya pasti banyak tidak disukai siswa, karena materi apa yang diberikan belum tentu setiap siswa paham. Memang setiap guru pasti akan menjawab setiap ada siswanya yang bertanya, akan tetapi tidak banyak siswa SMKJI yang berani bertanya sebelum dijelaskan dan gurunya menanyakan "apakah ada yang dipertanyakan?".
Kedua, penyampaian materi melalui video conferen. Metode ini seharusnya cukup bagus untuk melakukan pembelajaran agar materi yang diberikan dapat mudah dipahami dan juga bapak/ibu guru dapat mengawasi langsung kegiatan pembelajaran siswa siswi dirumahnya masing-masing. Akan tetapi, terkadang siswa juga banyak yang tidak mengikuti dengan alasan tidak punya kuota dan tidak ada sinyal.
Nah untuk cara pembelajaran yang terakhir cukup menarik,karena menggunakan cara penggabungan dari dua metode tadi,dimana minggu pertama itu penyampaian materi biasanya berupa file di WhatsApp,minggu kedua melakukan video conferen untuk mengawasi kegiatan belajar dan juga pemahaman materi setiap siswa,untuk minggu ketiga biasanya digunakan untuk penugasan agar siswa lebih mendalami apa yang sudah dipelajari.
"Tetap jalani pembelajaran dengan keikhlasan dan ketulusan hati, sebab kamu belum pernah tahu seberapa hebatnya kamu. Lihat saja orang yang paling berilmu dan paling bijak di dunia ini, nyatanya mereka juga masih belajar."
Indah Ariyanti
SMK Negeri 1 Kendal
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H