Lihat ke Halaman Asli

Indah RizkiDwiyanisa

Mahasiswa/Universitas Diponegoro

Terobosan Baru HMTRKI SV Undip bersama Warga Desa Losari untuk Membuat Pupuk Kasgot Ramah Lingkungan

Diperbarui: 26 Oktober 2022   20:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosialisasi pupuk kasgot oleh tim. Foto : Indah Dwiyanisa

Program Pemberdayaan Masyarakat Desa (P2MD) ialah kegiatan pengabdian perguruan tinggi dengan organisasi mahasiswa sebagai pelaksana yang mana kegiatan ini diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Universitas Diponegoro (Undip) ialah salah satu perguruan tinggi yang berkontribusi dalam kegiatan tersebut. Tim dari Himpunan Mahasiswa Teknologi Rekayasa Kimia Industri Sekolah Vokasi (HMTRKI SV) Undip menjadi salah satu organisasi kemahasiswaan yang mendapatkan hibah pengabdian yang diterapkan pada Desa Losari, Kecamatan Sumuwono, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Pengabdian ini berlangsung dari Bulan Juni 2022 hingga Bulan November 2022 dengan tema "Utilisasi Limbah Organik sebagai Pakan Ternak Penggemukan Ayam Broiler, Budidaya Maggot, dan Pupuk Kompos untuk Mendongkrak Perekonomian di Desa Losari".

Banyak masyarakat Desa Losari yang bermata pencaharian sebagai petani dan peternak, hal ini ditunjang oleh keadaan alam yang masih terjaga dan asri. Namun, dalam praktiknya banyak ditemukan limbah hasil pertanian dan peternakan yang kurang dimanfaatkan, terlebih perekonomian masyarakat yang sempat terguncang, dampak dari Pandemi Covid-19. "Kami berharap ada suatu inovasi untuk mengelola limbah tersebut, yang mudah-mudahan bisa mempercepat pemulihan ekonomi di desa kami," tutur Bapak Syarifudin, Kepala Desa Losari.

Pupuk kasgot hasil running. Foto : Syaikha Dhiya'ulhaq

Berangkat dari hal tersebut, Tim P2MD HMTRKI SV Undip membawa inovasi yaitu budidaya maggot yang dapat mengolah limbah organik, salah satu produknya yaitu kasgot. Kasgot sendiri merupakan sisa-sisa limbah organik yang sudah diolah oleh maggot dengan terdapat beberapa maggot yang mati didalamnya. Kemudian kasgot ini akan menjadi campuran limbah organik masyarakat setempat yang diolah memakai agen fermentasi EM4 selama 30 hari untuk kemudian produk fermentasinya dijadikan pupuk kompos. Pupuk kompos ini kemudian dapat dijual atau dipakai secara mandiri menggantikan pupuk kimia yang sudah ada. Harapannya dengan inovasi ini dapat meningkatkan kualitas produk pertanian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Pupuk kasgot yang sudah diaplikasikan ke tanaman. Foto : Syaikha Dhiya'ulhaq

Uji coba dan running sudah dilakukan sejak bulan Agustus 2022 oleh Tim P2MD HMTRKI SV Undip, limbah organik sebagai bahan uji coba diambil dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Blondo, Semarang. Sosialisasi dan pelatihan mengenai produk inovasi ini sudah dilakukan pada tanggal 24 September 2022. Masyarakat begitu antusias setelah mendengar dan mendapatkan materi mengenai pupuk kompos dengan campuran kasgot. "Saya sangat mengapresiasi inovasi yang dibawa oleh mahasiswa Undip ini, masyarakat di sini benar-benar baru mendapatkan ilmu mengenai pembuatan kompos dari kasgot, terlebih pembuatannya yang mudah dan tidak membutuhkan tenaga yang besar, saya sendiri sangat tertarik untuk mencobanya," ujar Bapak Mifhadi, selaku ketua kelompok tani setempat. Setelah mendengar hal tersebut, Tim P2MD HMTRKI SV Undip optimis dapat turut serta membangun kembali perekonomian desa bersama masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline