Program Pemberdayaan Masyarakat Desa (P2MD) merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) dalam rangka pengabdian perguruan tinggi melalui organisasi kemahasiswaan kepada masyarakat desa.
Tim Himpunan Mahasiswa Teknologi Rekayasa Kimia Industri (HM TRKI) menjadi salah satu organisasi kemahasiswaan yang berkontribusi dalam program pemberdayaan masyarakat Desa Losari, Kabupaten Semarang dan Dinas Lingkungan Hidup Desa Blondo sebagai mitra dalam menyuplai maggot dan pupuk kompos.
Desa Losari didominasi oleh masyarakat yang bermata pencaharian sebagai petani sayur, peternak bebek, dan peternak ayam. Dalam kesehariannya, banyak dijumpai limbah sayur hasil tani yang menumpuk dan tidak dimanfaatkan dengan baik. Sebelumnya, masyarakat juga sudah mencoba memanfaatkan limbah ini dalam budidaya maggot tetapi belum berlanjut.
Akibat dari ketidakberlanjutan budidaya tersebut, limbah sayur yang mencapai sejumlah ton sampah menimbulkan aroma tidak sedap dan menyebabkan pencemaran lingkungan. Kuantitas limbah sayur dari sektor pertanian ini bertambah dengan adanya limbah dari kegiatan rumah tangga, limbah pasar, dan lain-lain.
Guna mengatasi permasalahan tersebut, terhitung sejak Bulan Agustus 2022, Tim P2MD HMTRKI bersama masyarakat Desa Losari mulai mengolah limbah sayur dengan memanfaatkannya untuk budidaya maggot.
Ide budidaya maggot muncul karena hewan ini dapat menghasilkan protein yang tinggi dan memiliki siklus kehidupan yang tergolong cepat.
Keuntungan inilah yang menjadi terobosan untuk pembuatan pakan ternak, khususnya ternak bebek petelur. Adapun pembuatan pakan bebek ini dilatarbelakangi oleh besarnya kuantitas kebutuhan protein untuk bebek itu sendiri.
Sebelum melaksanakan program budidaya maggot dan pembuatan pakan ternak, para mahasiswa menemui sejumlah anggota kelompok tani dan ternak di Desa Losari.
Kepada mahasiswa, Hadi, salah satu peternak bebek petelur di Desa Losari, menceritakan tingginya biaya bahan pakan dan permasalahan bebek yang sakit akibat kesalahan pembuatan pakan tersebut.
Para peternak juga sebelumnya masih membuat campuran pakan ternak secara mandiri tanpa adanya penelitian terkait kandungan dari pakan ternak yang diberikan sehari-hari.