Pertumbuhan ekonomi kreatif di Indonesia memiliki kemajuan yang cukup pesat dan memiliki prospek menjanjikan di masa mendatang. Produk Domestik Bruto (PDB) menunjukkan bahwa sektor ekonomi kreatif di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Beberapa daerah di Indonesia khususnya Banyuwangi yang terletak di provinsi Jawa Timur merupakan salah satu daerah yang memiliki ekosistem ekonomi kreatif. Banyuwangi memiliki berbagai sektor dalam ekonomi kreatif, seperti seni hiburan, kuliner, kerajinan tangan, dan teknologi digital.
Banyuwangi dikenal dengan keindahan alamnya, seperti Pantai Pulau Merah, Kawah Ijen, dan Taman Nasional Alas Purwo yang mampu memikat hati wisatawan untuk mengunjunginya. Tidak dapat dipungkiri bahwa jumlah wisatawan yang datang ke Banyuwangi terus meningkat pada tahun 2019 dan secara langsung mendukung pertumbuhan dalam sektor ekonomi kreatif terhadap produk kerajinan, kuliner, dan seni hiburan. Bukan hanya kekayaan alam, Banyuwangi juga kaya akan budaya dan tradisi, seperti tradisi dalam seni pertunjukan Tari Gandrung.
Peran pemerintah dalam Mendukung Pengembangan Sektor Ekonomi Kreatif.
Pemerintah kabupaten Banyuwangi membuktikan kemampuannya dalam mengembangkan potensi lokal daerah setempat dan menjadikan daerah Banyuwangi sebagai salah satu contoh daerah yang sukses dalam membangun ekonomi kreatif yang berbasis kearifan lokal. Salah satu program yang diselenggarakan oleh pemerintah, yaitu Banyuwangi Festival atau biasa disingkat B-Fest. Terdapat berbagai acara yang diselenggarakan dalam program ini mulai dari festival Gandrung Sewu, festival Kuwung, hingga festival musik. Program festival ini bukan hanya dibuat sebagai media promosi wisata, melainkan juga memberikan peluang bagi masyarakat pekerja kreatif untuk memanfaatkan media ini sebagai ajang promosi karya mereka. Sejak awal mula program Banyuwangi Festival didirikan, sampai saat ini telah berhasil meningkatkan kepopuleran Banyuwangi di tingkat nasional hingga internasional.
Pemerintah setempat juga membangun ruang kreativitas publik (Creative Hub) yang diresmikan oleh Bupati Ipuk Fiestiandani sebagai wadah untuk menuangkan kreativitas dan pengasahan potensi dalam penggunaan teknologi digital. Creative Hub memberikan ruang untuk pelaku ekonomi kreatif dalam bertukar ide, kolaborasi, dan brainstorming. Ruang kreativitas ini menawarkan fasilitas dan alat sebagai penunjang ide kreatif, seperti studio komputer, studio musik, ruang rekaman, ruang pertemuan, dan lainnya. Selain itu, Creative Hub menyelenggarakan beberapa pelatihan dan workshop gratis secara rutin dengan mengundang narasumber yang kompeten di bidangnya, supaya para peserta mendapatkan bekal ilmu dan pengalaman hingga siap terjun dalam industri kreatif. Harapan pemerintah terkait ruang kreativitas publik ini mampu memberikan kesempatan kepada seluruh masyarakat, khususnya anak-anak muda untuk mengembangkan ide-ide inovatif mereka hingga mampu menghasilkan karya yang inovatif dalam pengembangan sektor ekonomi kreatif.
Keberagaman Sektor Ekonomi Kreatif di Banyuwangi
Sektor ekonomi kreatif di Banyuwangi terus berkembang dan memiliki peranan penting dalam ekosistem daerah ini. Terdapat beberapa sektor ekonomi kreatif di Banyuwangi, meliputi:
1. Kerajinan Tangan dan Fashion
Banyuwangi memiliki keragaman produk-produk kerajinan, seperti batik khas motif gajah oling yang diakui secara nasional hingga internasional, batik ini biasanya digunakan untuk pakaian adat, pakaian tradisi tari Gandrung dan Sablang, hingga pakaian Jebeng Thulik. Produk kerajinan selanjutnya merupakan ukiran kayu dan anyaman bambu yang masih sering diminati. Produk-produk ini dapat meningkatkan nilai ekonomi kreatif secara signifikan untuk para pengrajin.
2. Seni Pertunjukan
Kota Gandrung adalah julukan untuk kota Banyuwangi, karena Tarian Gandrung merupakan ikon budaya kota ini. Setiap Banyuwangi Festival diselenggarakan, tarian ini selalu ditampilkan dan selalu ditonton oleh ribuan orang. Tari Gandrung fungsinya bukan hanya mempromosikan kesenian lokal, namun dapat memberikan pendapatan terhadap para seniman lokal.
3. Kuliner
Makanan khas Banyuwangi, seperti Sego Tempong atau Nasi Tempong memiliki cita rasa yang unik dan lezat. Pengusaha di bidang kuliner memanfaatkan platform digital untuk menarik minat konsumen dan menjangkau konsumen lebih luas, sehingga targetnya bukan hanya di Banyuwangi, melainkan ke luar kota. Dukungan dari pemerintah terkait promosi kuliner lokal direalisasikan melalui festival makanan, sehingga wisatawan yang hadir dapat tertarik dengan hidangan khas daerah Banyuwangi.
Pemerintah Banyuwangi terus mendukung ekonomi kreatif dengan melakukan inovasi dalam media promosi pariwisata dengan menonjolkan keindahan alam dan kekayaan budaya yang dimiliki Banyuwangi. Promosi yang dilakukan tidak hanya menyoroti keindahan visual alam, melainkan juga menyelipkan kisah asal-usul dan legenda Banyuwangi untuk menarik imersi penonton. Saat acara Banyuwangi Festival, pemerintah konsisten mempromosikan acara ini melalui media sosial untuk memikat wisatawan. Pemasaran yang dilakukan dalam media sosial sangat efektif, terutama bagi generasi muda yang sering mencari referensi wisata melalui platform media digital.