Lihat ke Halaman Asli

Indah Dwi Rahayu

Semesta Membaca Tinta yang Tertoreh

Klaster Baterai Kendaraan Listrik (EV) Didirikan di Kawasan Industri Morowali

Diperbarui: 16 September 2021   14:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Potret Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP). Sumber foto: Lentera Sultra

Indonesia tengah bersiap menjadi negara produsen mobil listrik hal ini terlihat dari dibangunnya pabrik baterai mobil listrik di Karawang. Namun tidak hanya disitu saja, Ternyata PT IMIP (Indonesia Morowali Industrial Park) tengah membangun klaster baru yang khusus produksi baterai kendaraan listrik (EV).

Alexander Barus selaku CEO PT IMIP dalam webinar 'Mineral for Energy' pada Selasa, (14/9) memaparkan klaster-klaster yang ada di kawasan industri di Morowali ini. 

Klaster pertama adalah klaster stainless steel yang mengolah bijih nikel menjadi Nikel Pig Iron (NPI) hingga menjadi stainless steel. Dengan adanya 44 lines tungku smelter NPI ini bisa memproduksi per tahun yaitu, stainless steel sebanyak 3 juta metric ton MT, hot rolled coil 3 juta ton per tahun dan cold rolled coil 0.5 juta ton per tahun.

CEO PT IMIP tersebut lebih lanjut menyebut bahwa klaster stainless steel yang base-nya adalah nikel merupakan terbesar di dunia untuk satu tempat.

Klaster kedua adalah carbon steel. Klaster yang dibangun atas permintaan Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan dan Menko Perekonomian Airlangga Hartanto serta peran investor ini akan memproduksi carbon steel yang diolah menjadi baja. 

Produksi baja merupakan cara Indonesia untuk saving devisa sekaligus sebagai kebutuhan dalam negeri. Produksi carbon steel di klaster ini bisa mencapai 3.5 juta ton per tahun. Klaster carbon steel juga dapat menyerap 5.000 pekerja.

Klaster terakhir yang masih dalam tahap pembangunan merupakan klaster baterai listrik. Klaster ini akan memproduksi katoda baterai yang digunakan untuk kendaraan listrik (Electric Vehicle).

Klaster ini terdiri dari 4 perusahaan yaitu PT Teluk Metal Industry, PT Fajar Metal Industry, PT QMB New Energy Material dan PT Huayue Nickel Cobalt. Keempat perusahaan ini jika digabungkan memiliki kapasitas produksi sebanyak 240.000 ton per tahun. 

Total investasi untuk membangun klaster ini mencapai US$3 miliar dan nantinya klaster baterai yang mendukung energi bersih dan terbarukan ini akan mempekerjakan 5.000 orang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline