Lihat ke Halaman Asli

Indah Dwi Rahayu

Semesta Membaca Tinta yang Tertoreh

Sisi Lain dari Optimisme Petinggi Negara tentang Prospek Cerah Tambang RI

Diperbarui: 26 Februari 2021   15:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber foto: merdeka.com

Ada yang menarik dari unggahan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto di akun Instagram pribadinya. Pada Selasa (23/2/2021) dirinya mengungkapkan bahwa ekonomi Indonesia memiliki masa depan yang cerah. Meskipun coronavirus masih singgah di dunia, upaya pemulihan ekonomi negeri sudah berada dalam jalur yang benar.

Dalam unggahannya tersebut Airlangga menambahkan, investasi Indonesia mengalami peningkatan sebesar Rp 826,3 triliun di era pandemi ini. Belum lagi beberapa lembaga dunia "meramalkan" pertumbuhan ekonomi RI akan positif 4,4 persen hingga 4,8 persen, namun pemerintah sendiri rupanya sudah memiliki target sebesar 5 persen.

Sama seperti sang Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Luthfi menyatakan bahwa Indonesia akan menjadi negara dengan investasi yang besar khususnya di sektor hulu.

Belajar dari Morowali.

Begitulah kira-kira penjelasan darinya. Morowali, Sulawesi Tengah menjadi surganya nikel, dan hal itu bukanlah rahasia lagi. Di Morowali, produksi nikel olahan sudah berjalan. Melalui konferensi pers virtual pada Kamis (25/2/2021) lalu, Luthfi menjelaskan adanya industri tambang nikel di wilayah tersebut membawa Indonesia bisa menempati urutan kedua sebagai negara terbesar yang menjual stainless steel ke dunia.

Ingatkah bahwa selama bertahun-tahun lamanya kita hanya mengekspor barang mentah? Jangan sampai tertinggal. Jangan selalu menutup mata."Kita sekarang sudah jual besi baja dan otomotif yang ini adalah basis dari investasi. Jadi diverifikasi itu akan berjalan sesuai dengan terjadinya investasi dan industrialisasi," ungkap Luthfi.

Sudah ada 14 titik industri baru dimana sebagian besarnya berada di luar Pulau Jawa. Luthfi membeberkan nilai investasi di industri baru tersebut yang paling kecil adalah lebih dari US$ 5 miliar.

Optimisme dari petinggi negara tentu menular hingga ke masyarakat Indonesia. Dan pastinya kita menantikan ekonomi negeri yang cerah.

Namun, dibalik investor asing yang beramai-ramai ingin menanamkan modalnya di Indonesia, ada satu masalah yang perlu publik ketahui sebagai bukti bahwa pemerintah mempertahankan misinya untuk memajukan perekonomian nasional.

Ya, "konflik" antara Uni Eropa (UE) dan Indonesia masih menjadi topik yang hangat. Perdebatan ini muncul dikarenakan UE merasa keberatan dengan regulasi pemerintah mengenai larangan ekspor bijih nikel yang diberlakukan sejak awal tahun 2020 lalu.

Gugatan dari UE diajukan kepada WTO yang memiliki peran sebagai wasit perdagangan antar negara. Proses konsultasi yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah antara UE dan Indonesia telah dilaksanakan pada Januari 2021 di Sekretariat WTO di Jenewa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline