Lihat ke Halaman Asli

Indah Dwi Rahayu

Semesta Membaca Tinta yang Tertoreh

Ekonomi RI Kontraksi, Sulawesi dan Papua Justru Alami Pertumbuhan

Diperbarui: 5 Februari 2021   17:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber foto: iNews.id

Tahun 2020 sudah berlalu, namun perlu kita ketahui bahwa Badan Pusat Statistik (BPS) telah mencatat ekonomi secara nasional mengalami kontraksi 2,07 persen dibandingkan di tahun 2019.

Wabah virus Covid-19 menyerang negara di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Tidak heran jika banyak tingkat ekonomi menurun dikarenakan adanya wabah tersebut. Meski demikian, ada kabar baiknya.

Meski ekonomi dalam negeri terkontraksi, Suhariyanto selaku Kepala BPS mengungkapkan ekonomi di daerah Sulawesi, Maluku, dan Papua menunjukkan pertumbuhan yang baik. Dilansir dari katadata.co.id, pertumbuhan ekonomi di Sulawesi tumbuh 0,23 persen, Maluku dan Papua menunjukkan angka pertumbuhan yang sama yaitu 1,44 persen.

"Ekonomi Sulawesi masih positif terutama berkat ekonomi Sulawesi Tengah yang tumbuh 4,86%. Sedangkan ekonomi Maluku dan Papua didorong oleh ekonomi Maluku Utara yang tumbuh 4,92% dan Papua 2,32%," ujar Suhariyanto dalam konferensi pers PDB Kuartal IV 2020, Jumat (5/2).

Mengapa ekonomi di daerah Sulawesi, Maluku, dan Papua bisa mengalami pertumbuhan di saat pandemi ini?

Menurut Suhariyanto, produksi nikel menjadi faktor meningkatnya perekonomian di Sulawesi Tengah. Sementara perekonomian Papua didukung oleh kenaikan produksi tembaga.

Potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang dimiliki Indonesia bagian Timur akhir-akhir ini menarik banyak perhatian dari luar negeri. Mereka "mengincar" nikel kita untuk diproduksi menjadi baterai kendaraan listrik di waktu yang akan datang. Pemerintah pun sudah memiliki target di tahun 2025 yaitu Indonesia sudah mampu memproduksi baterai hingga kendaraan listrik.

Airlangga Hartarto selaku Menteri Koordinator Perekonomian juga turut angkat suara. Dirinya menjelaskan bahwa perbaikan kinerja ekspor berdampak baik bagi ekonomi Sulawesi, Maluku, dan Papua. "Ini terutama ditopang oleh kenaikan harga komoditas global," ungkap Airlangga yang dikutip dari katadata.co.id, Jumat (5/2).

Meskipun struktur perekonomian Indonesia secara spasial di tahun lalu masih didominasi oleh Pulau Jawa yang berkontribusi sebesar 58,75 persen. Namun perkembangan ekonomi di luar Pulau Jawa membuktikan pemerintah mampu menggenjot pemerataan untuk pertumbuhan ekonomi dan mempercepat pembangunan infrastruktur Indonesia di seluruh wilayah Tanah Air. Maka, istilah Jawa sentris perlahan akan hilang.

Sulawesi, Maluku, dan Papua sudah mulai "mengejar" Jawa. SDA pada ketiga wilayah tersebut terus dieksplorasi guna untuk membantu ekonomi negara. Bagaimana menurutmu, apakah cara pemerintah untuk meratakan perekonomian di Indonesia sudah tepat?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline