Lihat ke Halaman Asli

Indah Dwi Rahayu

Semesta Membaca Tinta yang Tertoreh

Bukan Hanya Baterai Listrik, Tesla Produksi Barang Lain di Indonesia

Diperbarui: 29 Januari 2021   16:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber foto: mediaindonesia.com

Pemberitaan di media-media besar mengatakan bahwa Pemerintah berhasil menggandeng perusahaan otomotif asal Amerika Serikat, Tesla Inc untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Sumber daya alam (SDA) yang melimpah menjadi faktor perusahaan besutan Elon Musk tersebut yakin untuk berinvestasi.

Tesla tidak sendirian, Bahlil Lahadalia selaku Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengungkapkan ada dua perusahaan yang sedang diteken oleh Indonesia. "Sebentar lagi yang akan kita teken ini adalah BASF sama Tesla Inc," ujarnya dalam konferensi pers virtual pada hari Senin (25/1) lalu.

Dilansir dalam motoris.id, Hario Seto selaku Deputi Investasi & Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi pada hari Kamis (28/1) lalu memberikan konfirmasi terkait minat Tesla membangun perusahaan di Indonesia.

"Iya. Tesla sangat berminat untuk berinvestasi di kita (Indonesia). Karena memang, cadangan nikel kita itu besar. Selama tahun 2019 lalu, bahkan kita mencapai 27% dari total pasar nikel dunia. Dan, Tesla sangat memahami bahwa nikel sampai saat ini merupakan satu komponen lithium baterai yang sangat signifikan dan belum tergantikan," ujar Seto.

Seto menambahkan bahwa dirinya tidak bisa memberikan informasi lebih mendalam disebabkan adanya ketentuan, khususnya perjanjian menjaga rahasia kebijakan perusahaan. Sebagai perusahaan publik yang sahamnya diperdagangkan di bursa saham dunia, Tesla membatasi diri untuk memberikan informasi ke media dan khalayak luas.

Walaupun informasi yang diberikan cukup terbatas, namun ada hal menarik yang tak kalah penting untuk publik tahu. Selain baterai listrik, Tesla akan memproduksi produk lainnya yaitu Energy Storage System (ESS).

ESS adalah perangkat yang mirip dengan baterai listrik, pembedanya yaitu kapasitas ESS jauh lebih besar atau giga battery dibandingkan baterai listrik. Fungsi dari ESS sebagai pengganti pembangkit peaker atau stabilisator.

Dengan SDA yang melimpah, faktor yang tak kalah penting ini dinilai selaras dengan kenyamanan investasi antara lain UU Cipta Kerja dan penanganan wabah virus Covid-19 di Indonesia berhasil membawa angin segar bagi mereka, calon investor.

Jika hal ini terwujud, maka dunia akan melihat bahwa Indonesia mampu menjadi produsen baterai listrik dan ESS terbaik. Menurutmu, apakah kita sudah siap bersaing di pasar dunia? Tetap dukung dan nantikan kabar baik selanjutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline