Penulis: Indah Kirana Putri
Dosen Pengampu : Saeful Mujab, S.Sos, M.I.Kom
Abstrak: Artikel ini dibuat dengan tujuan untuk membahas dan menjelaskan pengaruh strategi komunikasi politik dalam digital kampanye yang diselenggarakan di era media baru. Metode penelitian yang digunakan dalam pembuatan artikel ini yaitu dengan mengumpulkan data-data dan informasi melalui bahan bacaan seperti, jurnal, artikel, dan internet.
Kata Kunci: Komunikasi Politik, Digital Kampanye, Media Baru
LATAR BELAKANG
Dalam demokrasi, teknologi digital mendapatkan ruang aktualisasinya. Demokrasi menekankan prinsip kebebasan informasi, yang berarti produk digital mendapatkan ruang prestisius di tengah industri media komunikasi massa. Di panggung media dan sejarah politik, media tidak pernah absen memiliki fungsi penting untuk politik tidak hanya untuk publisitas, tetapi sebagai pilar keempat dalam demokrasi.
Media mengawasi proses berjalannya demokrasi, dan sebaliknya, politik memiliki pengaruh besar pada perkembangan media. Hidup dan mati media sangat bergantung pada karakter politik suatu negara. Pers dalam demokrasi adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari. Unsur penting dari demokrasi itu sendiri adalah adanya kebebasan berpendapat dan kebebasan pers (kebebasan berekspresi dan kebebasan pers) termasuk kebebasan untuk mengakses informasi.
Pesatnya perkembangan media baru membuat partai politik memunculkan banyak strategi yang erat kaitannya dengan media. Sebab, sifat media itu langsung menyebar secara luas sehingga bisa menyentuh khalayak banyak, meskipun tidak dalam satu lokasi kampanye. Media yang dipilih tentunya media dengan skala keperluan kampanye. Media yang kini banyak dimanfaatkan untuk iklan politik adalah media konvensional dan new media (media baru).
Varian kampanye pun menjadi sangat beragam, mulai dari berita, talk show, variety show, iklan spot, hingga running text di televisi. Sementara, new media tidak lagi terbatas di media massa, melainkan juga sudah menjangkau media sosial (social media). (Semetko, Margaret & Lamahu, 2021).
Media baru merupakan generasi ketiga dalam komunikasi politik yang memungkinkan siapa pun menjadi produsen sekaligus konsumen informasi. Blumler dan Kavanagh (1999) menyadari suatu kemunculan yaitu "third age of political communication" di mana media cetak dan penyiaran kehilangan tempatnya sebagai saluran utama komunikasi politik pada era baru melimpahnya informasi.
Melalui internet, berbagai informasi, sosialisasi gagasan, ajakan, tuntutan, hingga protes dan usulan alternatif kebijakan dapat dipunlikasikan dan dipertukarkan dengan waktu yang relatif lebih cepat dibanding melalui media cetak atau media penyiaran (broadcasting).