Lihat ke Halaman Asli

Indah Yuniarsih

Guru Produktif Farmasi & Apoteker

Meningkatkan Pemahaman Materi HOTS dan Kemampuan Numerasi Siswa Kelas XII pada Mata Pelajaran Pelayanan Kefarmasian

Diperbarui: 10 Desember 2022   12:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Menciptakan suasana belajar baru yang tidak monoton dan menarik bagi peserta didik, seperti penggunaan media video , PPt dan Ice breaking yang mampu membuat peserta didik merasa lebih nyaman dalam proses pembelajaran dan meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memahami materi HOTS dan Kemampuan numerasi peserta didik merupakan salah satu tujuan pembelajaran.

Metode pembelajaran yang diterapkan kepada peserta didik selama ini dinilai kurang efektif, karena selama ini peserta didik terbiasa hanya menerima materi yang disampaikan oleh guru melalui metode ceramah, sehingga peserta didik kurang dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran terkesan membosankan dan monoton. Hal ini berpengaruh tehadap tingkat pemahaman peserta didik yang kurang baik terhadap materi yang diajarkan, khususnya pada kemampuan memahami materi HOTS dan kemampuan numerik peserta didik kelas XII Farmasi pada mata pelajaran Pelayanan Kefarmasian.

Berdasarkan hal tersebut, maka sangat penting bagi seorang guru untuk mencoba inovasi baru, mengganti model pembelajaran dan media pembelajaran yang lebih efektif dan efisien,  serta mengikuti perkembangan IPTEK yang mampu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran  seperti mengemukakan pendapat, menggali materi lebih dalam melalui literasi, dan uji coba lainnya. Melalui praktik pembelajaran ini, diharapkan mampu membantu peserta didik untuk meningkatkan pemahaman materi HOTS dan kemampuan numerasinya ,serta dapat menjadi motivasi, referensi, serta inspirasi bagi rekan sejawat.

Menurut saya, seorang guru memiliki tanggung jawab yang besar untuk dapat memberikan pemahaman yang menyeluruh kepada seluruh peserta didik yang dapat dijadikan bekal bagi peserta didik menghadapi tantangan  dalam kehidupan sehari -- hari maupun persiapan menghadapi ujian kompetensi. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, pemilihan model pembelajaran inovatif yang sesuai dengan era digitalisasi, seperti: project based learning  dan problem based learning ,media PPT dan Video pembelajaran, serta penggunaan aplikasi Microsoft excel dan google drive diharapkan dapat menjadi solusi terbaik untuk membantu peserta didik  meningkatkan kemampuan dalam memahami materi HOTS dan kemampuan numerasi .

Penerapan Technological pedagogical content knowledge (TPACK) menjadi salah satu komponen penting untuk menyiapkan siswa menghadapi era digitalisasi dalam rangka menyiapkan penerjunan praktik kerja lapangan, dimana di era 5.0 ini, banyak sekali dunia industri sudah mulai menerapkan sistem aplikasi ataupun komputerisasi dalam kegiatan operasional di apotek, rumah sakit, maupun fasilitas pelayanan kefarmasian lain sebagai lahan praktik kerja siswa SMK Farmasi.

Pada praktik pembelajaran kali ini, saya mencoba menerapkan penggunaan teknologi dalam pembelajaran dan pengerjaan LKPD yaitu dengan menggunakan Google Sheet, Microsoft Word, Microsoft Excel, PPT, namun, terdapat kendala dalam penerapannya terkait dengan kemampuan siswa dalam mengoperasionalkan aplikasi tersebut masih terbatas. Selain itu, jumlah siswa yang memiliki laptop hanya 8 anak dari 25 siswa. Sehingga siswa merasa penggunaan aplikasi ini membuat waktu pengerjaan LKPD semakin lama dan susah.

Berdasarkan hasil observasi, kajian literasi dan wawancara terhadap siswa dan rekan sejawat, maka penulis memutuskan untuk mengambil langkah -- langkah sebagai berikut:

Pemilihan Model Pembelajaran

Pembelajaran menggunakan model pembelajaran Project based learning dan Problem based learning (PBL). Model ini dipilih karena pembelajaran berfokus pada siswa, siswa diajak untuk menggali lebih dalam materi yang akan dipelajari, siswa diharapkan aktif dalam menggali informasi melalui literasi baik menggunakan buku hand out maupun penelusuran secara online, selain itu siswa juga diharapkan lebih berani dan percaya diri dalam mengemukakan pendapat dan karya mereka sendiri, karena mereka diberi kesempatan untuk mencari solusi atas permasalahan yang disajikan dengan bimbingan guru,  sehingga mereka akan lebih memahami konsep dari materi yang diajarkan yang akan berdampak pada peningkatan hasil pembelajarannya.

Pembagian Kelompok Diskusi

Selama pembelajaran, siswa dibagi menjadi kelompok kecil.  Pada siklus pertama diuji coba dibagi menjadi lima kelompok yang terdiri atas lima siswa dalam satu kelompok. Masing -- masing kelompok berisi atas perwakilan siswa golongan nilai tinggi, menengah dan belum tuntas. Siklus kedua, siswa diberi kesempatan untuk memilih kelompok masing -- masing. Satu kelompok terdiri dari tiga -- empat siswa. Sedangkan untuk siklus ketiga dan keempat, pembagian kelompok dilakukan secara acak, satu kelompok terdiri atas tiga siswa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline