Lihat ke Halaman Asli

Membangkitkan Semangat Eksplorasi dan Kreativitas Tanpa Batas Siswa kelas 4 SD pada Program Kampus Mengajar dalam Membuat Batik Ecoprint

Diperbarui: 23 Juli 2024   10:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penjelasan membatik ecoprint oleh aktivis ecoprint/dokpri

Tembelang, 21 Mei 2024 – Dalam rangka mengembangkan kreativitas dan melestarikan budaya, siswa kelas 4 SDN Mojokrapak 2 mengikuti kegiatan pembuatan batik ecoprint yang diselenggarakan oleh Mahasiswa Kampus Mengajar. Kegiatan ini sebagai salah satu Kegiatan yang berlangsung pada Selasa, 21 Mei 2024, ini berhasil mengajak anak-anak untuk mengenal dan mencintai seni tradisional dengan sentuhan alam .Kegiatan Ecoprint ini juga merupakan bagian dari Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Jember dengan tujuan menggabungkan pendidikan dan pelestarian lingkungan. 

Kegiatan dimulai pada pukul 08.00 WIB di ruang kelas 4, yang disulap menjadi tempat workshop batik ecoprint. Mahasiswa, bersama dengan guru pamong, guru wali menggundang aktivis batik ecoprint untuk memberikan arahan serta cara membatik kepada para siswa. Kak Yuni selaku aktivis ecoprint yang ada di kabupaten Jombang menjelaskan proses pembuatan batik ecoprint yang menggunakan bahan-bahan alami seperti daun, bunga, dan berbagai tanaman lain untuk menciptakan motif pada kain.

Sebelum praktik dimulai, anak-anak diberikan penjelasan mengenai sejarah batik dan keunikan setiap teknik pada ecoprint. “Batik ecoprint adalah cara yang ramah lingkungan untuk membuat motif pada kain. Kita menggunakan keindahan alami dari daun dan bunga untuk menciptakan karya seni yang unik,” jelas Kak Yuni, salah satu aktivis batik ecoprint dalam kegiatan ini.

Setelah sesi penjelasan, anak-anak pun mulai praktik membuat batik ecoprint. Mereka dengan antusias memilih daun dan bunga, lalu menatanya di atas kain totebag yang telah disediakan. Dengan menggunakan palu kayu, mereka memukul daun dan bunga agar pigmen alami meresap ke dalam kain, menciptakan pola yang indah dan unik.

Proses membatik ecoprint/dokpri

Naura, salah satu siswi kelas 4 mengungkapkan kegembiraannya. “Motif daunnya cantik-cantik, dan aku suka melihat hasilnya di kain dengan motif yang berbeda-beda. Tas ini bisa aku gunakan untuk wadah buku, tempat pensil, dan lain-lain” ujarnya dengan mata berbinar.

Kegiatan ini tidak hanya menumbuhkan kreativitas siswa, tetapi juga meningkatkan kesadaran mereka tentang pentingnya menjaga lingkungan. “Kegiatan pembuatan batik ecoprint ini sangat bagus, dengan harapan kreativitas anak-anak dapat berkembang. Terutama dalam melestarikan budaya dan alam sesuai implementasi P5” kata Ibu Isfi, salah satu guru pamong.

Mahasiswa juga merasa senang bisa berkontribusi dalam kegiatan ini. “Melalui program Kampus Mengajar, kami ingin mengajak siswa-siswi untuk mencintai seni dan budaya Indonesia. Batik ecoprint adalah salah satu cara untuk memperkenalkan mereka pada kekayaan seni yang kita miliki,” ujar Indah, salah satu anggota mahasiswa kampus mengajar.

Kegiatan Batik Ecoprint/dokpri

Acara ditutup dengan foto bersama dengan menunjukkan hasil karya batik ecoprint yang dibuat oleh siswa-siswi kelas 4. Semua siswa-siswi merasa bangga bisa melihat karya mereka yang akan dipajang di kegiatan selanjutnnya, yaitu bazar P5.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline