Lihat ke Halaman Asli

Indah

Mahasiswa

Begini Cara Melawan Pelecehan di Ruang Publik

Diperbarui: 6 April 2023   10:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

8 dari 10 Perempuan di indonesia pernah mengalami pelecehan seksual di ruang publik,sedangkan mitos berkata pelecehan seksual hanya terjadi kepada perempuan yang sendang sendiri,di malam hari berbusana mini.Data memang menunjukan sebagian besar tindak pelecehan seksual masih menyasar perempuan,tapi coba lihat lokasi yang paling banyak menjadi latar terjdinya pelecehan seksual dimana?Jalan umum,transportasi publik lalu sekolah dan kampus semuanya adalah ruang buplikDan kasus pelecehan seksual di ruang publik ternyata paling tinggi bukan di malam hari tapi terjadi di siang hari.Benar siang hari tanpa gelap memberi kesempatan untuk sembunyi,di tambah lagi jenis pakaian yang di kenakan korban secara statistik bukan lah faktor yang signifikan.Jadi sudahi saja perbincangan tentang pelecehan seksual yang berangkat dari menatap ketelanjangan dan menghakimi korban,Karna faktanya siapapun bisa menjadi sasaran pelecehan.Kita tidak hanya bicara soal sentuhan tapi juga dengan apa yang di sebut catcalling,stalking,melakukan paksaan kencan,pertanyaan yang terlalu pribadi atau sederet lain nya juga pelecehan melalui dunia maya dengan komentar komentar yang tidak senonoh dan tidak sepatutnya di lontarkan.Pelecehan seksual di ruang publik ini bukan hanya sekedar atau sebatas tetang berapa banyak korban angka korban,tetapi juga sebagai batu sandungan dan sepak terjang perempuan.Kita perempuan jadi harus terbatasi ruang gerak nya,di ciutkan nyalinya,di pasung ekspresinya,di beratkan langkanya,serta di buat bertanya tanya Apakah diri kita berharga?Ini semua terjadi di ruang publik tempat yang seharusnya terlindungi karna tertoreh kata publik disana.Bahkan semua itu kadang kadang terjadi seketika di hadapan kita,sementara kita hanya menjelma sepasang mata yang terpaku dan dan membatu.Mungkin terkejut,atau bahkan takut bimbang atau mungkin ragu-ragu.Seperti yang terdata  95% dari kita tidak melakukan apapun karna tidak tahu harus berbuat apa.Padahal kita sebagai mahluk aktif seharusnya beda bisa memberikan perbedaan.Pertanyaan nya adalah lalu apa yang kiranya bisa kita lakukan?Salah satu metode itu bernama 5D 5 cara melindungi seseorang yang mengalami pelecehanyaitu:ditegur,dialihkan,dilaporkan,ditenangkan,direkam.

Yang pertama di tegur,Secara tegas tanpa babibu kita beraksi menghentikan pelecehan misalnya dengan menegur pelaku seketika.Ini adalah metode paling jitu tapi juga beresiko perlu keberanian lebih dan harus di pastikan situasi kita aman karna bisa saja si pelaku berbalik menyasar kita begitu pula korban pastikan posisinya tidak malah jadi rentan ketika kita sendang menegur aksi pelaku pastikan kondisi tidak malah semakin memburuk.Yang kedua di alihkan caranya dengan mengalihkan perhatian korban maupun pelaku sehingga pelecehan yang sedang terjadi terhenti,intinya ciptakan gangguan untuk aksi pelecehan itu.Caranya bermacam macam misalnya Tiba tiba mengajak mengobrol pelaku atau korban jika terjadi di dalam bus misal bertanya jam berapa alamat,atau bertingkah seperti mengenal korban amat sangkat di izinkan di situasi seperti itu.

Yang ketiga di laporkan bila kita memiliki pertimbangan dan khawatir jika melakukan pencegahan sendirian kita bisa mencari bantuan ke orang lain pertolongan bisa di cari dari petugas keamanan atau siapapun orang terdekat yang sanggup di ajak bekerja sama melakukan pertolongan,melapor ke polisi juga pilihan tapi perlu di ingat tidak semua korban akan merasa nyaman dengan keterlibatan polisi jadi andalkan penilaian terbijak kita.

Yang ke empat di tenangkan untuk aksi pelecehan yang berlangsung sekejab seperti begal payudara atau memang sedang sering terjadi,kita bisa memberikan dukungan dengan menanyakan kondisi nya setelah kejadian ajak dia duduk tenangkan dirinya lalu tawarkan bantuan apa yang kiranya di butuhkan dan di berikan,tapi jangan memperparah keadaan dengan menanyakan atau mengorek ngorek hal sensitif dan tidak perlu.

Kemudian di rekam,kita bisa mendokumentasikan aksi pelecehan itu sehingga korban dibekali bukti jika ia ingin melaporkan rekaman kita perlu fokus ke arah sipelaku serta sebisa mungkin rekam pula petunjuk lokasi,jangan malah langsung menyebarkan rekaman nya atau malah mengunggah nya ke media sosial,biarkan korban yang menentukan apa yang ingin ia lakukan dengan rekaman itu.

Kita bisa mempelajari dan mencoba simulasi virtual metode 5D dengan mengunjungi situs stendup-indonesia.com.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline