Lihat ke Halaman Asli

Peran Tenaga Pendidikan Mengajar Saat Pandemi Covid-19

Diperbarui: 14 Juni 2021   08:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

JAKARTA-Pandemi virus Covid-19 sangat berdampak pada banyak aspek, salah satunya dalam dunia pendidikan. Sistem pembelajaran yang sebelumnya berlangsung secara tatap muka atau langsung, berubah menjadi sistem Pembelajaran Jarak Jauh atau yang biasa disebut dengan PJJ.

Di Indonesia sendiri, sistem ini sudah mulai diberlakukan sejak awal masuknya pandemi virus Covid-19. Hal ini sesuai dengan surat edaran nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19.

Di tengah pandemi Covid-19 ini, sistem pendidikan kita harus siap melakukan lompatan untuk melakukan transformasi pembelajaran daring bagi semua siswa dan oleh semua guru. Kita memasuki era baru untuk membangun kreatifitas, mengasah skill siswa, dan peningkatan kualitas diri dengan perubahan sistem, cara pandang dan pola interaksi kita dengan teknologi .

Hal ini tentu menjadi tantangan baru bagi tenaga pendidik . Sistem pembelajaran di SDN 01 slipi jakarta barat. setiap harinya menggunakan Google Classroom serta zoom  untuk menyampaikan materi, serta tugas-tugas harian yang diberikan melalui link dan langsung mudah di akses oleh siswa siswi. Salah satu Guru SDN 01 Jakarta barat.  Ibu halimah  menyatakan apabila sekolah akan kembali tatap muka secepatnya agar ia bisa mengajar dengan maksimal.

Pembelajaran tatap muka terbatas rencananya akan dilakukan Juli 2021. Hal ini sekaligus menjawab keinginan Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengenai kegiatan sekolah tatap muka terbatas yang dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat.

"Saya sangat setuju kalau sekolah akan kembali dibuka tentunya dengan peraturan yang sudah ditetapkan. Kebetulan semua guru disekolah ini sudah melaksanakan Vaksin." Ujar Ibu halimah, Jumat, (11/06/2021)..

tetap sesuai dengan peraturan dan arahan apabila sekolah akan kembali tatap muka dengan syarat seperti hanya maksimal 2 hari dalam seminggu dan belajarnya hanya 2 jam. "Walaupun maksimal 2 hari dalam seminggu dan jam belajarnya dibatasidan ga masalah , supaya murid murid  saya bisa paham betul atas materi yang saya sampaikan, karna saya yang saya khawatirkan Selama belajar online ini tidak semua murid saya bisa memahami materi yang di berikan secara online.." Ungkap lebih lanjut. Jumat, (11/06/2021).

"Saya sangat berharap secepatnya sekolah akan kembali tatap muka walau dibatasi, agar seluruh siswa tidak terbiasa menjadi malas karna sistem pembelajaran online ." Ujarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline