Lihat ke Halaman Asli

INDAH LUTVIANDA

Mahasiswa Universitas Pamulang (UNPAM)

Keberhasilan Radar Banyumas Dalam Merintis Media Cetak Digital

Diperbarui: 25 Oktober 2023   21:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Redaksi Banyumas Express/Dokpri

Pendidikan Ekonomi, Universitas Pamulang melakukan kuliah kerja lapangan (KKL) sebanyak 336 mahasiswa pada hari selasa, 7 Agustus 2023. Kunjungan kuliah kerja lapangan (KKL) ini dilakukan di dua tempat yang berbeda salah satunya Radar Banyumas.

Radar Banyumas adalah sebuah media cetak surat kabar (koran) harian yang terbit di Banyumas, Indonesia.  

Menurut informasi dan pemaparan yang diberikan secara langsung oleh pemimpin redaksi Radar Banyumas Bapak Yudhis Fajar Kurniawan pada saat kunjungan kuliah kerja lapangan (KKL) ini mengatakan bahwa awal mula Radar Banyumas merintis usaha media cetak (koran) ini di mulai dari nol, pada tanggal 21 September 1998. Dengan memulai usahanya Radar Banyumas menyewa salah satu ruko atau bangunan sebagai kantor dan tempat penerbitan media cetak sampai dengan tahun 2008.  Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya Radar Banyumas akhirnya pindah kantor dan memiliki kantor sendiri. Kantor Radar Banyumas sekarang berada di 4 kabupaten, dikota Purwokerto.


Kantor penulisan surat kabar/Dokpri

Bapak Yudhis Fajar Kurniawan juga mengatakan media cetak surat kabar harian yang diterbitkan Radar Banyumas mengalami perkembangan yang begitu pesat di tahun 2016, Radar Banyumas mulai merambah ke media online dengan menulis dan memberikan informasi nyata melalui online sesuai dengan canggihnya teknologi era digital dan saat itu juga Radar Banyumas menjadi media cetak terbesar. serta, terpercaya di area Barlingmascekeb (Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap dan Kebumen).  Namun, pada saat pandemi covid 19 Radar Banyumas pun ikut terkena dampak dari pandemi covid 19. Sehingga, Radar Banyumas mengalami penurunan obral cetak terbit surat kabar (koran) harian. Setelah pasca pandemi di tahun 2023 akhirnya Radar Banyumas bisa mengalami perubahan era digital dan semakin di atas hingga sekarang. 

Selain itu, pada saat kunjungan kuliah kerja lapangan (KKL)  ke Radar Banyumas juga di adakan sesi tanya - jawab  dengan narasumber langsung dari "bapak Yudhis Fajar Kurniawan " sebagai pimpinan Redaksi Radar Banyumas dan di dalam sesi pertanyaan ini ada salah satu mahasiswa yang bertanya. Mahasiswa tersebut bertanya  :  " pak, bagaimanakah kunci keberhasilan menulis media cetak surat kabar (koran) tersebut sehingga, Radar Banyumas Sampai menjadi media cetak terbesar di era digital ini " dan bapak Yudhis Fajar Kurniawan pun menjawab :   " kunci keberhasilan Radar Banyumas dalam menulis media cetak ini di awali dengan beberapa hal, diantaranya :

1. meniatkan diri untuk mengembangkan usaha media cetak ini dengan menulis atau mencari informasi secara nyata, jujur dan bertanggung jawab sesuai dengan apa yang sedang terjadi.

2.  Mendisiplinkan diri, pegawai dan wartawan dalam mencari sumber informasi yang sedang terjadi di sekitar. Sebab, mendisiplinkan seseorang akan lebih mudah meraih kesuksesan dalam suatu hal jika di dalamnya  tertanam sikap disiplin. Nah, dari disiplin inilah para wartawan atau tim kami secara rutin mencari dan menulis informasi sesuai fakta nyata yang baru saja terjadi.

3. Janganlah mudah pantang menyerah  apabila dalam menulis mengalami kendala atau kegagalan dari penerbitan media cetak. Karena, dari kegagalan itulah Radar Banyumas kembali melakukan perubahan perkembangan media cetak menjadi lebih baik dan berkembang. 

4. Menulis surat kabar (koran) yang di dalamnya mengandung isi dan gagasan yang jelas dan tidak keluar dari konteks kaidah penulisan surat kabar.

5. Melihat dan melakukan inovasi terbaru terhadap surat kabar (koran) pada saat pencetakan dan penerbitan sesuai dengan perkembangan era digital yang semakin canggih teknologi digital tersebut. Isi dan bentuk yang menarik dari surat kabar tentunya akan membuat khayalak pembaca tertarik dan menyukainya.


selain dari pertanyaan tersebut, ada juga pertanyaan lainnya dari salah satu mahasiswa. Mahasiswa tersebut bertanya " menurut bapak apa yang membuat mahasiswa seperti kami mengalami kegagalan ketika menulis media online " dan bapak Yudhis Fajar Kurniawan pun menjawab : " kegagalan mahasiswa ketika menulis media cetak online yang paling sering terjadi, yaitu : 

1. Tidak ada niat bersungguh-sungguh di dalam dirinya untuk menulis media online.

2. Malas membaca atau sekedar mencari informasi dari berbagai sumber kejadian.

3. Mahasiswa paling sering menunda-nunda ketika menulis media online.

4. Mahasiswa kurang memahami tata cara penulisan media tulis online yang benar. Sehingga, media online yang diterbitkan di tolak dan mengalami kegagalan tayang. 

5. Mahasiswa paling terburu-buru dalam menulis. Sehingga, hasil tulisan yang di terbitkan tidak memiliki isi atau gagasan yang jelas dan nyata sesuai dengan apa yang sedang terjadi.


Alat pencetakan media surat kabar (koran) /Dokpri

Setelah sesi pertanyaan di atas akhir nya bapak Yudhis Fajar Kurniawan mengajak kami untuk melihat secara langsung mesin dan alat penulisan atau pencetakan surat kabar (koran) baik dari mesin atau alat yang masih digunakan sampai mesin atau alat yang sudah tidak digunakan untuk pencetakan. Bahkan, bapak Yudhis Fajar Kurniawan pun menjelaskan proses penulisan dan pencetakan surat kabar (koran) yang terjadi dimulai dari penulisan berita, proses editing, layout hingga akhirnya surat kabar harian di terbitkan. 


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline