Lihat ke Halaman Asli

Macet Salah Siapa??

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Pada tanggal 10-11 Mei 2012 nanti akan dilaksanakan Pilkada DKI Jakarta. Tentunya ini menarik perhatian kita semua. Wong yang bukan warga Jakarta saja pada heboh. Apalagi mereka-mereka yang merupakan warga Jakarta.

Televisi pun berlomba-lomba mengadakan acara debat antar calon gubernur dan wakil gubernur. Berbagai pertanyaan pun sering dilontarkan kepada para calon gubernur tersebut. Pertanyaan yang paling sering terdengar adalah, “Apa upaya anda untuk mengatasi kemacetan di Jakarta?”

Disini saya bukan ingin membahas tentang Pilkada DKI Jakarta, tetapi lebih menyoroti pada kemacetan. Kemacetan memang sangat identik dengan kota Jakarta, tapi kemacetan bukan hanya terjadi di Jakarta saja. Kemacetan terjadi di berbagai kota di Indonesia.

Satu hal yang saya sesalkan adalah kemacetan ini menjadi senjata untuk menyerang pemimpin, entah itu gubernur, walikota, bahkan presiden sekalipun. Saya prihatin sekali dengan kondisi seperti ini. Kebanyakan masyarakat hanya menuntut ini dan itu. Mereka menuntut agar pemerintah segera mencari solusi terbaik untuk menanggulangi macet, banjir, dan sebagainya.

Kita menuntut pemerintah, lalu apa yang sudah diri kita perbuat untuk menanggulangi permasalahan kota tersebut??

Kita belum melakukan apa pun.

Ini semua bukan semata-mata salah pemerintah dan para pemimpin kita. Lihat, kemacetan merajalela dimana-mana. Sudahkah kita bercermin? Apakah kita sudah bertanya pada diri kita sendiri?

Apakah kita menggunakan 1 mobil untuk diri kita sendiri?

Apakah anggota keluarga kita masing-masing mempunyai motor?

Apakah kita sudah beralih menggunakan transportasi publik?

Nah lho, salah siapa ini sebenarnya. Kemacetan ini adalah akar keegoisan dari diri kita sendiri dan hukum sebab akibat. Sebenarnya pemerintah kan sudah memberikan banyak solusi buat kita semua. Jakarta sudah me-release bus Trans Jakarta, Solo juga punya Solo Trans, Semarang pun punya BLT. Angkot juga banyak dan bertebaran. Banyak yang beralasan angkot ngetem, tidak tepat waktu, dan sebagainya. Coba pikir lagi, angkot ngetem kan karena penumpangnya pada lari ke kendaraan pribadi semua, ya kan? Kalau penumpangnya banyak angkot pasti tidak akan ngetem. Padahal kalau kita memakai transportasi publik kita juga ikut menyelamatkan lingkungan dengan mengurangi polusi udara.

Ayolah teman-teman, jangan jadi masyarakat yang bodoh yang kerjanya hanya menuntut pemerintah ini dan itu. Bercermin pada diri kita sendiri, apa yang sudah kita perbuat untuk negeri ini. Lebih baik kita mulai semuanya dari diri kita sendiri. Jangan asal demostrasi dan protes-protes tapi tidak jelas apa maksudnya. : )

Salam Pedestrian

Indah.A




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline